Waarschuwing!!!

Blog ini tidak diperuntukkan kepada:

1. Yang tidak/belum bisa membaca

2. Yang tidak suka sama isinya atau backgroundnya

3. Yang tidak memiliki nyali untuk membuka blog ini



Jika Anda ingin membaca blog ini, persiapkan mental Anda, serta harus kuat rohani dan jasmani.

Wednesday, October 23, 2013

Oh Pemimpinku...

"Aku ingin menjadi orang kaya."
"Aku ingin menjadi direktur."
"Aku ingin menjadi manajer."
"Aku ingin menjadi menteri."
"Aku ingin menjadi presiden."
"Aku ingin menjadi raja."
"Aku ingin menjadi pejabat."
"Aku ingin menjadi... menjadi... menjadi..."
dan sebagainya.

Ucapan-ucapan di atas merupakan mimpi dari seseorang, bahkan banyak orang. Sebenarnya masih banyak sekali mimpi dari seluruh penduduk dunia yang jumlahnya 5 miliar lebih. Bisa jadi ada 1 miliar mimpi yang berbeda. Ucapan-ucapan di atas hanyalah sebagian kecil saja, tapi banyak yang bermimpi seperti itu.

Yah, itulah mimpi. Tidak ada yang menghalangi tiap orang untuk bermimpi. Itu hak setiap orang. Toh itu bukan mimpi yang buruk kok. Tapi itu mimpi yang sangat mulia.

Tapi soal mulia apa nggak, yah, itu tergantung kan sama apa yang mereka kerjakan, dan tentunya, dari individu itu sendiri. Apa, siapa, bagaimana, kapan, mengapa, dan di mana. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang menjadi dasar semua kebenaran.

Lho, kebenaran? Kok ngomongnya jadi ke arah kebenaran sih?

Ya gimana nggak ngomongin soal kebenaran ya. Sebenarnya yang awal-awal tadi itu cuma sebagai pengantar yang payah. Yang gua omongin itu sebenarnya bukan soal mimpi dan terserah lo mau mimpi jadi apa, tapi soal apa yang lo lakuin kalo mimpi itu tercapai.

Siapa sih yang gak seneng kalo mimpi yang kalian impikan, apalagi kalo itu udah lama banget, pada akhirnya tercapai juga, dengan usaha yang pastinya gak bisa dibilang gampang (bahkan dengan cara nyogok atau cara negatif lain juga gak gampang kan? gak gampang buat nanggung dosanya nanti). Tapi yah kayak yang gue bilang tadi, lo mau ngapain? Apa yang lo lakuin? Apalagi mimpi lo itu adalah menjadi seorang pemimpin. Kalo udah, gimana caranya lo jadi pemimpin itu, mimpin semua bawahan lo, bendera instansi yang lo pegang, dan tentunya mimpin diri sendiri???

Kenapa gue tiba-tiba aja ngepost blog yang sebegini gak jelasnya? Bukan, gue disini bukan mau ngasih kuliah tentang kepemimpinan karena gua bukanlah seorang dosen, motivator, senior, atau apalah itu yang intelek. Gua bukanlah seorang pemimpin karena mimpin diri sendiri aja gw belom becus. Gue ngepost blog ini karena gua kecewa, kecewa sama beberapa pemimpin yang ada di negara ini.

Betapa kecewanya gue sama pemimpin-pemimpin instansi pemerintah di negara ini.

Apa kasusnya? Tentu saja, KORUPSI!!! Topik yang selalu menghiasi layar televisi, koran, internet, sampai pada muak. Koruptor dimana-mana dan itu adalah seorang pemimpin. Pemimpin yang harusnya menjadi panutan malah menjadi bajingan. Bajingannya bangsa! Bajingannya rakyat Indonesia! Karena kasus korupsi bertebaran, gua pun jadi bingung, mungkin gak gua doang, siapa pemimpin besar negara ini yang benar-benar bersih!?

Apa media terlalu melebih-lebihkan suatu berita hanya untuk semata-mata menaikkan rating penonton? Bisa jadi. Tapi kalo udah soal korupsi, tong! Itu duit negara, intong! Okelah kalo ratusan ribu, jutaan, mungkin kami rakyat Indonesia masih mau maafin kalian koruptor brengsek.

Tapi itu jumlahnya miliaran, triliunan, bahkan dalam jutaan dolar. Kalo dibagi-bagi tuh bisa buat banyak orang, coy! Itu duit bisa buat keliling dunia lebih dari sekali!

Itukah yang kalian perbuat, pemipin bangsat? Mengambil apa yang seharusnya menjadi hak kami demi perut kalian yang makin membuncit itu? Kalian koar-koar hak asasi padahal kalian telah mengambil hak utama kami.

Kalian sudah menghilangkan sebagian hidup kami, bahkan mematikan. Itu hak asasi nomor satu bung, NOMOR SATU! HAK UNTUK HIDUP!

Makin lucunya negara ini, korupsi dari kalangan yang alim. Yo, don't you remember God, dude? Apa lo lebih tergoda sama nafsu setan, bung! Apa yang lo ajarin ke kami yang hanya piyik-piyik tak berguna, bung!?

Bukan buat koruptor yang kami pandang orang alim agama saja, tapi buat yang lain juga, apalagi para intelek. Hey! Korupsi melanda dunia pendidikan! Bahkan SD pun harus mengetahui kasus korupsi juga. Sogokan! Suap! Ah, ketika suap bukanlah orang tua yang menyuapi (memberi makan) makanan ke anaknya yang masih kecil lagi.

Dan kasus di Akil, si ketua Mahkamah Konstitusi, yang, eh, ketahuan deh korupsinya (Oh My God!). Pada awal diberitain sih gua bingung, kok diberitainnya tuh heboh banget ya, mungkin karena dia itu ketua MK. Oke itu pikiran gue. Eh dan gua pun makin bingung, kenapa heboh juga di 1Cak? Secara 1Cak itu biasanya ada sindiran atau guyonan tersendiri. Eh ternyata telusur punya telusur (atau karena gw yang emang udah jarang banget nonton TV) si Akil ini bekoar-koar banget sama yang namanya anti-korupsi. Dia nulis buku (gua gatau judulnya apa) yang salah satu isi dari bukunya itu, koruptor itu gak usah dipenjara, potong aja jarinya (yah kayak jaman khalifah aja kalo ketahuan nyolong dipotong tangannya).

Dan dia pun tertangkap dengan kasus korupsi. Dan akhirnya semua pun tahu kalau dia koruptor. Dan jari yang dipotong? Mana tuh???

Tapi terkadang gua berpikir, kok kayaknya banyak banget ya kasus korupsi yang diliput. Tiba-tiba gua berpikir, apa mereka benar-benar korupsi, atau dijebak, atau cari sensasi, atau pengalihan topik berita???

Wallahu alam bis shawab.

Saturday, October 19, 2013

Harus Gitu Ya???

Harus gitu ya? Emang musti gitu? Wajib ya? Nggak perlu gitu juga kan?

Tapi mau gimana lago woi! Udah terlanjur! Gw teken sekali lagi, udah terlanjur!!!

Bego! Stupid! Tolol! Semua umpatan bodoh doang yang keluar dari pikiran gw. Ini semua karena kebodohan gw juga. Gak seharusnya bisa jadi kayak gini.

Bukan, bukan yang gw kasih tau doang yang tau. Tapi yang gak gw kasih tau pun ikut tahu, cuma berdasarkan feeling. Dan feeling mereka itu bener. Tanpa gw kasih tau! Dan apa akibatnya? Semakin banyak yang tau. Itu akibat fatalnya. Dan untung pake banget mereka bisa pegang rahasia dan gw tetep berusaha bersikap sebiasa mungkin. Biasa aja.
"Ik beschouw je een man"
Dan kalimat inilah yang sampe sekarang masih terngiang-ngiang di kuping gua. Tentu saja orang itu ga ngomong pake bahasa di atas. Yakali, buk! Emang gw sampe segitunya ya? Ampe segitu parahnya ya ampe tuh orang ngomongnya begitu? Padahal gw ini masih dalam golongan biasa aja lho. Mungkin sih beberapa. Tapi kalo dibandingin sama yang lain itu jauuuuhhhh banget. Jadi atas dasar apa? Dan gw pun jadi makin bingung lagi, apa salah satu alasan buat berubah dikit itu karena yang itu? Karena gw inget salah satu perkataan temen terdekatnya kalo orang itu sukanya sama tipe yang begitu, bukan yang kayak gua? Eyy, gua mau coba ngubah ini karena coba buat nyadar sendiri aja, bukan karena itu. Seenggaknya itu yang gw yakinin sampe sekarang.

Antara jauh dan dekat, yah berarti ambil tengah-tengahnya aja ya jadinya melayang :O dibilang dekat pun gak ngerti dibilang jauh pun ya bisa jadi karena ada beberapa jarak. Jadinya apa dong? Ya kan udah dibilang, tengah-tengah, melayang. Ya terbang aja sono.

Kenapa gak boleh banyak yang tahu itu jawabannya 1: takut. Takut akan trauma yang dulu. Takut akan kejadian beberapa tahun yang lalu. Takut terulang lagi. Takut, takut, takut. Dan yang ada hanyalah gua yang paranoid sama yang begituan. Yang gua takut adalah keadaan yang jadi berubah. Yang tadinya baik jadi buruk. Kalo iya sih mungkin bisa sama baiknya, tapi kalo nggak, yang ditakutkan hanyalah keadaan yang terbalik dari sekarang ini.

Random yah? Haha, lagi lagi random, lagi lagi random. Random terus aja hidup lo, San! Muka lo aja udah ngacak!

Tiba-tiba gw keinget film "You Are the Apple of My Eye". Tunggu dulu, jangan diliat adegan para cowo bazingnya yang hobinya begono mentang-mentang jomblo. Tapi ada adegan film yang bikin gw waawww. Itu dialog antara tokoh utama cewe sama owonya (aduh gua lupa namanya). Gini nih, kurang lebihnya ya:
Ce: Kamu cuma ngedetin aku terus. Kenapa sih kita kok gak jadian?
Co: Karena yang paling indah itu pas pedekate. Disitu rasanya tuh pengen deket lo terus. Kalo jadian yang ada malah rasa itu makin hilang.
Itulah! Itu tuh yang sepikiran sama gw! Ha-ha-ha! Jomblo jomblo. Ketauan gapernah pacaran.

Dan thanks to temen gw yang udah ngerasukin gw dengan band Efek Rumah Kaca dengan lagunya yang berjudul "Jatuh Cinta itu Biasa". Pas gw dengerin, hmm, emang sih, yang namanya jatuh cinta itu emang gak perlu lebay lah. Simple aja. Dan cinta itu gak buta men. Kalo cinta itu buta yang ada kita tersesat, saling mencari di dalam gelap, dan pada akhirnya mata dan hati kita ikutan menjadi gelap.

Dan apabanget itu ketika ada temen gw yang bilang, "Mau gak gua bantu? Apa yang lain ikutan nih?" Aduh, itu adalah penawaran yang apa banget. Sejenis kesambet. Dan gila banget. Yakali cewek duluan, huh cewek mah yang bisa cuma nunggu, itu statement gua dan beberapa orang lain di luar sana. Tapi pernyataan itu disangkal sama temen gw yang lain, "Lah di Jepang malah cewenya yang ngomong." Ya iya itu Jepang. Ini kan Indonesia, bung. "Makanya kasih sinyal napa. Kalo kagak mah ya mana tau orangnya," itu komen temen gw yang lain. Sinyal mah cek aja hp masing-masing, ada kok, penuh malah. Oke, mulai ngawur.

Dan gua pun liat foto, dat foto. Huh dat moment, tertawa bersama, juga dengan yang lain. Tapi fokus utama malah gak ilang. Dasar.

Dan saking anehnya pun gw iseng gambar gak jelas dengan tulisan yang kalah gak jelasnya. Bikin pas liburan semester. Haha bener-bener gaje gila gambarnya, apalagi tulisannya, terkesan lebay. Yah maklum ajadah.


Masih bisa kan? Masih ada kesempatan kan? Kerjaan aja cari lowongan masa lo gak ngasih lowongan buat gua *tsaahhhh *skip yang beginian *gak penting

*sigh

Friday, October 4, 2013

Meme Anak Kuliahan

Kehidupan sebagai mahasiswa emang gak pernah ada matinya. Apalagi yang nasibnya sebagai perantau dan kuliahnya di jurusan eksak. Belom lagi mungkin yang ditambah aktif dalam organisasi, geng pecinta alam, ataupun hal-hal lainnya. Yah emang begitulah kehidupan mahasiswa.

Kali ini gw bikin meme nasib jadi mahasiswa jurusan eksak (yang lebih fokus ke bidang pengetahuan alam). Jujur, susahnya minta ampun. Udah ngitung-ngitung, tugas ama prakteknya bejibun lagi. Belom lagi bubar praktek tuh ada yang namanya laporan. Kalo laporan ada yang salah, pasti ada yang namanya revisi. Aduh ampun deh.

Saking mubengnya sama geng-geng laporan, tugas, dan apalah itu yang sedikit menyita waktu senang-senang atau berkarya dalam hal lain, jadilah gw bikin meme tentang hal-hal itu. Tapi FYI aja ya, dengan adanya laporan dan sejenisnya itu sebenernya malah bikin kita menjadi makin bersatu. Bersatu dalam bekerja sama, hehehe.

Ini dia beberapa meme bikinan gue akibat mubeng.








Tuesday, October 1, 2013

Welkom op Semester 3!!!

Selamat datang semester 3!

Yah walaupun udah sebulan yang lalu sih semester 3 itu dimulai. Tepat sebulan yang lalu. Tapi entah kenapa gua udah ngerasa setengah tahun tuh yang namanya semeter 3.

Mata kuliah yang makin kompleks, otak yang makin diperas, dan juga bakal ada penyitaan waktu buat praktek dan ngerjain laporan. Aish! Tapi buat saat ini tuh belom ada apa-apanya karena baru ada yang namanya praktek Penginderaan Jauh. Yap, praktek dimana dalam mekanisme pembuatan laporannya itu lebih susah di materi dan metode daripada tinjauan pustaka maupun pembahasan (biasanya sih yang malesin itu pembahasan). Dan dimana juga kertas dan tinta printer dipertaruhkan.

Di samping semakin kompleksnya mata kuliah yang diajarkan, kami angkatan 2012 pun pada akhirnya punya yang namanya junior, yaitu angkatan 2013. Hmm... belom sepenuhnya siap punya junior. Apalagi kita juga masih punya banyak sekali senior (iyalah, baru setahun kuliah).

Walaupun kuliah udah terhitung sebulan, tapi rasa main-main kami tetap gak pernah luntur. Presentase main-main dan belajar itu berbanding sangat jauh. Bahkan saat belajar pun masih saja ada unsur main-mainnya. Walau badai tugas menghadang, laporan menerjang, dan kuliah apa aja jadi, tetep aja jiwa main-main kami gak pernah luntur. Tertawa, bercanda, pergi kemana-mana, tak pernah lepas dari kami. Dan makin kerasa apa yang namanya makin deket sama sahabat (fuh, pada akhirnya gua pake kata sahabat sebagai pengganti 'teman dekat').

Juga penghalang buat belajar, novel Inferno karya Dan Brown. Ahay! Kalo milih belajar atau Inferno, of course Inferno! Lebih menarik dan menggoda. Alhasil yang biasanya gua baca novel bisa mayan cepet karena kuliah jadi ampe sekarang baru setengah cerita deh.

Makin terjebak saja saya dengan yang namanya F-***e. That's a little... ah whatever lah! Dan hal itupun semakin terkuak. Yang tau nambah. Bahkan temen gua yang emang (gua kaget banget) udah nyadar hal ini sejak lama (I swear I never told these things to him). Dan salah satu temen gua pun bilang.

"Ahaha... padahal dia (maksudnya tuh gua) pengen nutup-nutupin itu. Ibaratnya udah nambal pake semen setebel mungkin lah ya buat bikin tembok. Eh tapi akhirnya ancur juga. Udah ketahuan hehe."
Dapuk banget dah! Yah untungnya sampai sekarang rahasia ini secara umum masih tersimpan secara rapi walaupun retak sedikit.

Sesuai dengan gender, ah, gua makin tua! Kenapa oh kenapa gua mau gak mau harus menyadari hal ini. Gua cewek dan gua harus nyoba bagaimana semestinya seorang wanita itu. Itu adalah tantangan dan ujian yang bahkan lebih susah dari tes masuk kuliah. Ninggalin suatu kepribadian yang udah 'emang ini gua banget' tuh susah. Seenggaknya harusa ada yang namanya motivator. Dan nyoba dikit, alhamdulillah ada motivatornya, mayan. Ah, life is getting harder.