Waarschuwing!!!

Blog ini tidak diperuntukkan kepada:

1. Yang tidak/belum bisa membaca

2. Yang tidak suka sama isinya atau backgroundnya

3. Yang tidak memiliki nyali untuk membuka blog ini



Jika Anda ingin membaca blog ini, persiapkan mental Anda, serta harus kuat rohani dan jasmani.

Wednesday, September 18, 2013

Outlier

Apa yang mereka katakan sebenarnya tak sesuai dengan apa yang ada di pikiranku sebenarnya
Hmm kurasa mereka tak tahu gerak-gerikku selama ini
Apa mungkin aku yang bisa dibilang tertutup?
Mungkin juga aku terlalu pandai menjaga rahasia

Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya ia jatuh juga
Yap, aku percaya peribahasa itu nyata
Aku bilang "A" dan mereka percaya
Padahal yang aku pikirkan sebenarnya "B"

Entah sampai kapan aku terus menyimpan ini dari orang lain
Hanya segelintir yang tahu
Sebenarnya tak akan kubiarkan juga kalau yang lain tahu
Aku takut akan menjadi masalah jika semuanya terungkap

Tapi aku bingung
Aku seringkali mengetahui apa yang ada di pikiran mereka
Apa aku ini peka?
Apa aku ini terlalu kepo?
Apa aku ini terlalu mengurusi orang lain?
Ah, tidak juga
Aku termasuk egois

Tapi soal aku? Haha, jarang yang mengetahui
Apa aku terlalu tertutup, atau aku yang menutup semuanya?
Apa aku yang membuat seolah-olah tertutup?
Apa mungkin mereka yang menutup?

Entah sampai kapan terus kusimpan
Sampai waktu yang ditentukan?
Aish, mungkin aku biarkan bagaikan air mengalir
Nantinya juga tahu

Tapi yang "B" itu, yang ada di pikiranku itu...
Apa dia tahu?
Apa dia menyadari?
Aku harap sih tidak perlu
Tapi ada harapan juga dia tahu
Apalagi kalau berpikiran sama
Ah, banyak harapan kau, Rat!

Sudahlah, kalau hanya berpikiran sebuah harapan sejenis "B" itu hanya membuatmu pusing
Lebih baik jalani saja hidup

Epigraphy Museum a.k.a. Museum Prasasti

18 Agustus 2013

Rencana hari ini harusnya tuh berenang di Gelanggang Remaja Jakarta Timur di Jl. Otista, Kampung Melayu. Tapi karena adek gw gak mood dan gw ada 'bisnis lain' mau gak mau rencana itu dibatalkan. Langsung deh bokap gw bilang, "Oke, hari ini kita ke museum aja gimana?" Sontak gw dan adek gw pun bersorak riang tanda setuju, begitu juga nyokap gw yang akhirnya ikut pergi juga (karena kalo jadi berenang pasti nyokap gw gak mau ikut). Yah suatu keanehan juga sih entah kesambet apa bokap gw di hari itu haha. Gak biasanya lho dia ngajakin kita yang namanya jalan-jalan (yah dulu mah paling banter juga nganterin ke Senayan buat latihan voli). Udahlah, anggep aja kesambet entah apanya bokap gw itu dijadikan sebuah rezeki bagi keluarga kita.

Wij zal ga naar museum!!! Yay! But wait, museumnya apa? Oke, disinilah sisi kudet bokap gw (sama aja kudetnya ama gw), koar-koar ke museum tapi gatau museum apa. Dia pun nanya gw, "Na, mau ke museum mana emangnya?" Di otak gw pun dipenuhi daftar museum-museum yang ada di Jakarta. Yah lo tahu ndiri lah ya Jakarta tuh sebenernya punya museum yang banyak juga isi dan sejarahnya tuh kece punya, sayang aja perawatan dan kepedulian masyarakat Jakarta yang agak kurang jadi kesannya tuh museum itu ditelan zaman lah, malah mall yang makin dibanyakin. Oke, skip dulu lah yang ini.

Dan gw pun dengan mantap bilang ke bokap gw, "Pak, Museum Prasasti gimana?" Bokap gw bingung, "Ha, Museum Prasasti? Apaan tuh?" Hadeh, kudet, "Itu loh, Pak. Pa'e tuh dulu cerita sama aku pernah kesana. Itu yang kuburan Belanda. Kebon Jahe." Nah, pas dijelasin itu pun bokap gw langsung konek, "Haha, itu. Iya iya. Sip deh." Sementara adek gw pun semangat banget karena penasaran dan gw gak kalah semangat karena ingin menguak sesuatu disana, bokap nyetir, dan nyokap yang paling kudet diantara kami berempat, ga ngerti apaan. Udahlah gaperlu dijelasin, biar nyampe aja dulu.

Oke, Museum Taman Prasasti adalah salah satu museum yang ada di Jakarta yang bisa dibilang unik lah ya. Dulu, pas jaman Belanda, museum ini namanya Kerkhoflaan. Nah terus berubah jadi Kebon Jahe Kober. Terus baru diresmiin jadi museum pas tahun 1979.

Alamat museum ini tuh di Jl. Tanah Abang I no. 1 Jakarta Pusat. Lokasinya pas banget di sebelah kantor walikota Jakarta Pusat dan deket juga sama Gelanggang Remaja Jakarta Pusat.


Oke, dan inilah tampak luar dari museumnnya.


Then kami sekeluarga pun masuk ke dalamnya. Pas masuk pun kita juga sekalian bayar tiket seharga Rp 2.000,00 (karena kita udah masuk kategori dewasa). Oh ya FYI, Museum Taman Prasasti ini buka tiap hari dari jam 9 pagi sampe jam 3 sore, kecuali hari Senin yang tutup total.


And when we entered the museum, the first view is...


Hal pertama yang gw dan adek gw lakuin adalah keliling-keliling gak jelas liatin batu nisan beserta nama dan kapan mereka meninggal. Oke, gw kira awalnya tuh orang-orang yang dimakamin disini cuma beberapa orang lah ya eh gataunya tuh banyak pake banget dan gw pun pusing banget ngeliat nama-namanya. Bukan kenapa-napa sih. Ruwet bu,  yang dimakamin disini tuh rata-rata orang Belanda yang punya jabatan penting di Batavia maupun di daerah lain selama masa penjajahan, juga ada beberapa orang Inggris yang dimakamin disini, juga ada orang Tionghoa, salah satunya Soe Hoek Gie. Sayang gw gak nemu makamnya dia. Yah maklum aja gw baru pertama kalinya kesini dan lo harus tau betapa pusingnya ngiderin nih kober. Apalagi nisannya kalo gak pake bahasa Belanda ya pake bahasa Inggris.

Sebenernya sih ada sebab lain kenapa gw ngotot banget mau kesini. Pertama, rasa penasaran dari dulu. Kedua, rasa penasaran itu makin menjadi hanya karena sebuah novel. Yap, The Jacatra Secret karya Rizky Ridyasmara itu berisi tentang jejak-jejak Freemason yang ada di Jakarta dan salah satu latar tempatnya itu ada di Museum Prasasti ini. Makanya gw ngeliatin nisannya tuh ampe enek sendiri gara-gara ngeliatin nisannya itu beneran ngeliatin. Jangan sampe ada yang kelupaan walaupun pada akhirnya juga ada yang lupa.

Oke, jadi karena alasan perburuan teori konspirasi itulah alasan utama gw kesini. Yah itung-itung sebelum gw kembali ke Semarang juga sih.

Dan finally gw pun heboh sendiri pas nemu salah satu nisan yang berhubungan banget sama organisasi bawah tanah yang sampe sekarang itu jadi pengendali dunia ini.

Terlihat biasa aja kan gak ada yang aneh.

Sebenernya ini yang dicari
Lambang yang terdapat pada gambar di atas yaitu lambang dari organisasi Skull and Bones. Apa itu? Oke gw jelasin dikir ya setau gw, kalo gak salah nih ya. Skull and Bones itu salah satu organisasi bawah tanah (yah sama aja kayak Illuminati, Freemason, Biarawan Sion, Rosikrusian, Opus Dei, de-ka-ka. Oke, buat Skull and Bones, ini adalah organisasi 'bawah tanah' yang dibentuk sama William Huntington Russel, mahasiswa Yale University di Amerika Serikat, pada tahun 1832. Salah satu member yang paling terkenal yaitu George W. Bush, itu tuh buyutnya si George Bush, presiden Amerika Serikat sebelum Obama. Dan banyak banget anak-anak Skull and Bones yang pada akhirnya jadi orang yang berpengaruh di dunia.

Oke, di Museum Prasasti ini setelah gw utak-atik siapa nama yang lambang nisannya pake gambar ini ternyata namanya tuh si G. C. Scyuudlmy. Aduh gak tau deh, karena nisannya juga udah tua banget jadi ukirannya tuh gak terlalu jelas dan pas ngeraba pun gw bingung yang bener tuh namanya siapa. Nah nisan ini tuh ada di cerita dalam buku The Jacatra Secret.

Then gw pun jalan-jalan ngelilingin makam buat nyari-nyari yang ada hubungannya sama Illuminasi atau Freemesen atau sejenisnya. Dan voila, nemu lagi!

Terlihat biasa. But wait...

Persaudaraan Ular

Close-up

Dan gw lupa siapa yang makamnya berbentuk seperti ini
Buat persaudaraan ular, mungkin gw harus cari tahu deh karena gw tuh belom tahu banget soal persaudaraan ular ini. Yah intinya sih sama aja ya sejenis Illuminasi ama Freemesen, organisasi 'bawah tanah'.

Dan gw juga nemu nisan yang ada logo persaudaraan ular nih. Nisannya J. H. R. Kohler. Oke buat lo yang masih inget pelajaran Sejarah, pasti gak asing lah ya sama nama ini. Secara dia ini Gubernur Jenderal di Aceh. Nih penampakan makamnya dia.

There's lambang bintang di atasnya.

Nisannya Pak Kohler. Noh kan bagian bawahnya ada lambang persaudaraan ular.

Sisi lain dari makamnya.

Dilihat dari jauh.
Dan ketemu lagi yang sejenis.

Nih nisan sumpah tinggi banget. Dan dengan keterbatasan tinggi badan gw cuma bisa moto segini doang. Keliatannya sih biasa.

Ini bagian atasnya. Cukup mencurigakan apa maksudnya ini. Dan sampe sekarang gw pun belum tahu kenapa.

Dari jauh juga biasa aja.

Ini pas diliat dari deket. Umm, baru dugaan aja sih kalo ada hubungannya sama organisasi bawah tanah. Salah satu yang bikin agak curiga itu di lambang omega.

Kalo yang ini kalo diteliti tuh ada lambang medallion dari Freemason. Itu sih yang gw tahu hehe.
Yah mungkin lebih banyak dari ini kayaknya yang bisa gw temuin, harusnya. Tapi apa daya, karena gw baru sekali kesini ya jadi gak cukup buat nemuin banyak dalam waktu yang cepat.

Oke, pencarian yang kaitannya dengan konspirasi cukup dulu. Gw mau share foto-foto yang lain nih.

Nisan bentuk harpa. Sebelum gw kesini yang gw suka liat di foto-foto Museum Prasasti tuh ini.
Dan yang paling famous nih di pemakaman ini tuh Kapten Jas. Katanya sih ya dia itu pendetanya



Bisa nih jadi meme palm face di 9gag atau 1cak

Makam dari seorang pendeta bernama Alexander Loudon

Batu nisan paling tinggi, bentuknya kayak gereja jaman gotik.

An angel is praying

Another angel's tombstone

Sad angel's tombstone

Kereta kencana pembawa peti mati yang ada cerita sendiri hehe.

Dan pada akhirnya gw ketemu juga yang paling gw cari. Bukan nisan dengan bentuk unik atau orang terkenal, tapi puisi aneh bahasa Belanda kuno yang bikin kita ingat akan kematian. Dan sampai sekarang gak ada yang tau siapa yang bikin puisi ini. Hanya Tuhan dan yang bikin yang tahu.


Di nisan ini kan ada kalimat yang rada aneh tuh. Nah kurang lebih artinya kayak gini nih.

"Disinilah kami berbaring seperti kelak anda. Dan di sinilah anda berdiri seperti kami dahulu."
Sayang sekali waktu udah zuhur. Orang tua gw pun gak bisa lama-lama di tempat ini. So, kita keluar dan pada sholat di masjid kantor walikota Jakarta Pusat.

Kantor Walikota Jakarta Pusat
Oh ya FYI aja nih ya, Museum Taman Prasasti tuh termasuk museum yang unik lah ya. Soalnya jarang banget (kalo gak salah sih di Indonesia cuma ini aja) kompleks pemakaman dijadiin museum. Yah tentu aja karena punya nilai sejarah. Dan tempat ini tuh sering banget ya dijadiin tempat photoshoot atau buat bikin film. Pas gw dateng kesini aja ada yang pada hunting foto (pake model baju kurang bahan) dan ada juga yang pre-wedding photoshoot. Pokoknya tempat ini tuh cukup sering lah jadi tempat hunting foto para fotografer. Tapi sayang seribu sayang yah, gw nyayangin banget sama yang namanya alay ababil. Gw bener-bener kesel pas liat banyak banget nisan yang dicoret-coret pake pylox sama orang-orang yang gak jelas dan gak punya otak. Juga sampah yang cukup berserakan, apalagi bekas makanan. Padahal ya, udah disedian tuh tong sampah di sekitarnya. Apa sih repotnya buang sampah di tempatnya. Ntar kalo kenapa-napa yang disalahin malah pemerintah. Oh come on! Sadar diri, please! Kebersihan kan sebagian dari iman.

Dan kembali ke masalah coret-coret, aduh itu pas gw pengen foto dan keliatan pyloxnya tuh rasanya malu banget lah (dan akhirnya gw gak jadi motret di tempat itu). Gak nyadar apa ya kalo itu tuh malah biki kotor dan gak enak dilihat ama mata. Apalagi udah jadi museum, bedeeehhh, nilai historis pun seakan-akan tercoreng cuma gara-gara pylox. Ababil jaman sekarang mah mana tahu istilah "JAS MERAH" punya Soekarno (kepanjangan dari "Jangan sekali-kali melupakan sejarah."). Padahal ya kalo boleh jujur, museum di Indonesia itu termasuk museum yang keren abis kalo pemeliharaannya tuh serius. Soalnya sejarahnya itu hampir keseluruhan murni terjadi di negara ini. Peninggalannya pun sebagian besar asli punya sini. Wisatawan asing aja seneng kok berkunjung ke museum yang ada disini, kenapa kita nggak?


Dan gw pun menyesal karena belom bisa nemuin makam istri dari Raffles dan makamnya Soe Hok Gie. Mungkin pas gw di Jakarta (pulang kampung) gw sempetin kesini lagi buat nemuin makamnya hehe (gak ada gregetnya kalo gak nemu sendiri).

Sunday, September 8, 2013

Sirna

Sirna sudah impianku yang satu ini
Bukan, ini bukan kehendakku
Ini adalah keputusan dari orang yang selama ini telah susah payah mengasuhku
Dan mau tak mau pun aku tak bisa melawan

Ingin rasanya melawan
Ingin rasanya kuteruskan kembali karena tinggal sedikit lagi
Ingin rasanya aku membangkang mereka
Ingin, karena niatku pada impian itu masih tetap ada

Tapi apa daya, mereka yang memberi keputusan itu
Yang kutahu, keputusan mereka pasti ada maksudnya
Walaupun sampai saat ini aku tak tahu sama sekali
Tuhan, semoga kau cepat memberi jawaban padaku

Ingin sekali aku membangkang dan meneruskan tahap itu demi impianku
Tapi aku mengerti, aku tak boleh egois
Apa-apa aku masih minta mereka, apa-apa aku masih mengeluh pada mereka
Lagipula, Tuhan tidak suka pada orang yang mendurhakakan mereka

Ah, biarlah
Cukup kuambil saja hikmahnya
Walaupun sampai sekarang masih berat rasanya
Rasa penyesalan dan sedih itu masih saja ada

Apalah, ini sebuah pilihan
Mungkin Tuhan punya jalan lain untukku
Tak tahu kapan, dimana, dan bagaimana
Aku sebagai hamba-Nya hanya bisa bersabar