Waarschuwing!!!

Blog ini tidak diperuntukkan kepada:

1. Yang tidak/belum bisa membaca

2. Yang tidak suka sama isinya atau backgroundnya

3. Yang tidak memiliki nyali untuk membuka blog ini



Jika Anda ingin membaca blog ini, persiapkan mental Anda, serta harus kuat rohani dan jasmani.

Monday, May 31, 2010

Tentang Posting Sebelumnya

Eh hehehe
Ehm, saya mau jujur tentang sesuatu nih.

Sebenernya gw mau jujur soal ini.

Posting gw sebelumnya (persis banget sebelum posting ini) sebenernya cuma hoax. Haha. Seorang temen gw yang ternyata juga gemar baca blog gw :ge-er: tadi, pas di sekolah, memandang jijik ke gw dan bilang, "San, apa-apaan tuh posting!?" (kurang lebih ngomongnya begitu, orang gw lupa). Haha. Kaget dia postingan gw jadi konyol begitu, bukan-hasan-banget, yang biasanya mosting tentang sepakbola, kehidupan yang aneh-aneh, juga beberapa opini nyeleneh, harus disisipkan dengan postingan sebelum ini, yang bener-bener B.H.B. (Bukan Hasan Banget).

Oke, ini yang sebenarnya.
Tentang posting yang sebelumnya itu, hehe, sebenernya gw bikin pas masih ngantuk banget. Dan, pastinya, buat nambah entri blog gw aja, hehe.
Dan sesuai judulnya, itu emang bener. Bukan sebuah puisi atau pengakuan! Gw ngepost gituan gara-gara anak-anak pada bikin notes begituan di Facebook. Yah, kurang lebih cuma buat gaya-gayaan doang biar 94h03Lz 93+h0 :huek:. Abis, aneh aja, gak anak kecil ampe yang udah lanjut usia masih aja ngerasain yang namanya fallin' in love.

Ah, udah ah. Ini posting terakhir gw di bulan Mei 2010. Gw lagi ngejalanin UAS (Ulangan Akhir Semester) SMA dulu. Ntar pas udah selesai UAS-nya gw post postingan yang gak kalah aneh, ancur, konyol ala Hasan.

Daag!

Saturday, May 29, 2010

Not a poetry or confesion!

Apa yang akan Anda rasakan ketika mengalami hal aneh ini?
Ya, pasti perasaan Anda sedang melayang
Terus memikirkannya dalam segala suasana
Tak peduli situasi sebenarnya
Dan ketika orang itu tidak ada
Kau selalu berharap dia ada disampingmu
Dan ketika dia ada
Hatimu merasa sangat gembira
Hampir setiap hari kau memimpikannya

Terkadang hal inilah
Yang membuat Anda benar-benar merasa terganggu
Ingin Anda hilangkan rasa itu
Tetapi perasaan itu semakin menjalar di diri Anda
Berbagai macam hal bodoh tanpa sadari Anda lakukan
Seperti salah tingkah di hadapannya

Dan anehnya
Kau menempatkannya di tempat istimewa
Tanpa kau sadari kau memperlakukan dia
Dengan cara yang berbeda dari yang lain

Semula orang lain hanya menduga-duga
Apa kau sedang merasakan hal itu kepadanya
Lalu kau mengelaknya
Semakin lama yang lain semakin curiga
Benarkah Anda tak merasakannya

Akhirnya kau katakan pada orang itu,
"Ya, aku merasakan hal itu padanya."

Saturday, May 22, 2010

MOS (Day 3)

15 Juli 2009


MOS hari ketiga dan yang terakhir. dengan opening yang sama, kegiatan yang juga persis seperti MOS hari-hari sebelumnya. baksos today: indomie 1 kerdus tiap baris dan hari ini suruh bawa surat cinta buat kakak tutor kelas, yang cewe buat cowo pake kertas n amplop warna biru, yang cowo buat cewe pake kertas n amplop warna pink plus coklat (elah, apa coba, haha). terus hari ini juga hari terakhir bawa tanaman.


oke, menurut gw hari ini adalah MOS yang paling indah. gw certain dah.


seperti yang gw certain sebelumnya, hari ini bakal ada apsi per kelas. setelah diskusi yang cukup singkat di kelas bersama anak-anak, kakak tutor dan mentor—walaupun mau nampilin apa gak tau—hari ini Barok bawa pipa yang dibikin jadi gendang, Iki gitar, gw juga bawa bola bekel. dan kita cuma latihan selama 10 menit! gila! cuma kelas kita yang se-mendadak ini! dan selesai.


pertunjukkan pun dimulai. pertama-tama kelas X-4 dulu yang tampil. kelas kita giliran ketiga.

oke. pertama-tama kita nyanyiin lagu Laskar Pelangi nya Nidji, dengan gw, Dwi, Astri, Dian, dan Upi yang main do-mi-ka-do (gak jadi bekel), ada yang tetep nyanyi, dan sisanya main ular naga (Abror sama Arcel jadi palang). terus nyanyi Lisa Anak Sekolahan (reffnya doang). yang muridnya Hanni, Tumin, Vandra, dan 2 lainnya (gw lupa), Puspa sama tau sapa (lupa lagi) jadi anak OSISnya. dan yang terakhir—dijedain—sama Arcel yang jadi Pak Guru dan akhirnya kita nyanyi Mars MOS dengan Puspa sebagai dirigen. o iya. pendahulunya ya password sama yel-yel—yang taunya bikin kakak kelas dan yang lain ketawa. and finally finsh deh apsi kita. tepuk tangannya meriah banget. dan gw (yang lain juga) optimis bakal menang apsi. soalnya gw liat kelas yang lain temanya malah cinta-cintaan.


dan abis itu kita nyaksiin demo eskul. hahaha, seru banget dan bikin gw ngantuk juga lama-lama. dan akhirnya, kelas kita keluar sebagai juara apsi! pas upacara penutupan, dikasitau deh hasil angket OSIS, surat cinta terbaik, siswa/siswi MOS terbaik.


eh, karena kita menang apsi, kita semua dapet 1 momogi. udah deh, jam 5 lewat sore, pulang. dan MOS pun selesai.


anjrit! cupu abis fotonya. wakaka!

MOS (Day 2)

14 Juli 2009

hari kedua MOS, gak usah diceritain berangkatnya. karena sama kayak kemaren.

hari ini berat. gw bawa koran, kayaknya sih lebih dari 3 kg. padahal gw udah sortir tuh, yang artikelnya bagus mengandung pengetahuan gw simpen, haha. thanks to my old friend Granita Ghassini karena udah ngasih koran yang begitu banyak. juga cerita dan permen Relaxa, baksos berupa alat tulis (kalo gw sih 3 buku tulis 5 pulpen).

hari ini sih biasa kayak MOS kemaren. oke, hari ini kita disuruh mikirin yel-yel kelas kita dan pertunjukkan buat apsi (apresiasi seni) besok. setelah beberapa jam, dengan bantuan dari kakak mentor kita yang baik juga, akhirnya terbentuk lah yel-yel yang cukup aneh dan lucu.

bait pertama pake lagu opening Ninja Hatori...
di hari ini kita akan MOS...
bersama kakak tutor dan kakak mentor...
di s'ratus tiga siap beraksi…


bait kedua peke lagunya Ello-Masih Ada.
kami dari s'puluh tiga
hadir disini, di s'ratus tiga
siap menjadi juara
mengalahkan semua
kelas s'puluh lainnya

dan bait terakhir pake lagunya Mbah Surip-Tak Gendong.
s'puluh tiga, kelas terdahsyat
s'puluh tiga, kelas termantap
enak tho, mantep tho
daripada sepuluh yang lain, kesasar
mendingan, s'puluh tiga tho
enak tho, mantep tho
HEEEAAAAAAA!!!!!
ENAK TAU!!!!
HA-HA-HA....!!!!!

dan itulah yel-yel kelas kita. dan kita kedatangan tamu dari X-2, dia mau promosi kelas nih dengan ngasitau passwordnya. kita sorakin aja terus kita bales dengan lebih heboh neriakin password kita. oh ya, maklum udah lama banget, jadi rada lupa. kita dikerjain mulu nih sama kakak OSISnya. pokoknya kalo ada yang bilang “DAHSYAT” kita mesti neriakin password kita. ampe pegel kita ngejawabnya.

dan MOS berlangsung seperti kemarin saja. dan pulang dengan jam yang yang sama dan bareng Meitri naik angkot juga.

MOS (Day 1)

13 Juli 2009

hari yang cukup penting. karena kali ini hari pertama gw di SMA. gw dan sekitar 279 siswa yang lain diterima di SMA NEGERI 103 Jakarta. setelah hari Sabtu lalu ada pra-MOS, sekarang nih MOS-nya. walaupun udah SMA, tetep aja kita make baju SMP, kan masih calon siswa.

seperti biasa, gw begadang—gak peduli nantinya sekolah. tapi sempet tidut juga, lah. biasa, jam setengah 4 gw bangun. udah nyiapin semua buat MOS, sholat subuh, mandi, siap-siap, berangkat deh. gw berangkat bareng Meitri—karena gak boleh dianterin ampe sekolah, kita naik angkot deh.

nah, abis itu kita nih, anak X-3, berdiam di ruang 116. oh ya, ane lupa, kelas kita namanya DAHSYAT dan warna kelas kita ungu. dan abis itu, kita upacara pembukaan MOS dengan menyanyikan lagu Mars MOS yang 2 hari yang lalu dikasih sama kakak OSIS-nya. dan di akhir upacara, kita nerbangin balon dengan tulisan “PEMBUKAAN MOS SMA N 103 JAKARTA 2009/10 dari kertas yang ditempel ke balon. iya, lupa lagi, kita juga disuruh bawa balon warna kelas (buat X-3 ya ungu lah warnanya). curcol dikit nih, tadinya gw ada balon, tapi belom ditiup, amsih awet di dalem tas. eh, gw minta gembungin sama abang-abang balonnya, katanya kekecilan (emang sih). yaudah deh, beli aja. dan balonnya pas di akhir upacara diterbangin. waaw, keren. tiap kelas warna balonnya beda, orange buat X-1, putih buat X-2 (warna aslinya sih coklat), kelas gw dengan warna ungu, X-4 dengan warna kuning, warna hijau X-5, X-6 dengan merah, dan baru X-7.

abis upacara, kita balik ke kelas. di dalam kelas kita dibimbing sama Kak Zoel dan Kak Riri. terus kita dikenalin sama wali kelas kita, namanya ibu Diah Kurniawati, nah, dia juga guru Fisika di sekolah. abis itu, beberapa pelajaran tentang sekolah kita dari beberapa guru. terus dipotong istirahat.

oh ya, ngobrol dikit. di kelas ini, paling banyak siswanya aslanya dari—jangan ditanya lagi—SMP 139, ya iya lah, secara SMP ini paling deket letaknya sama ini sekolah. dan ini dia nama anak-anakya: (yang jelas gw baru apal lebih dari sebulan setelah masuk). dan SMP-nya (kalo salah kasitau ya).
1. Aditya Martawibawa (199)
2. Aditya Terang Titis (199)
3. Agung Maulana Rahman (172)
4. Arcellius Naufal Faherza (199)
5. Arief Widyatmoko (27)
6. Astri Dewi Wardhani (139)
7. Aulia Utami Ningrum (193)
8. Citra Ezlia (199)
9. Dianisma Hapsari (199)
10. Dimas Mahendrawan (252)
11. Dwi Ratna Sri (139)
12. Dzauqulazali Noor Mustika Sari (172)
13. Fadilla Develin (139)
14. Fajar Setiawan (138)
15. Ganes Budi Bramastio (199)
16. Gita Wardahsari (213)
17. Hanni Dwi Cahyani (139)
18. Hasana Kushadi Ratnasari (Doski 31)
19. Herdian Chandra (213)
20. Inez Nur Irawan (252)
21. Kartika Kusuma Rahardja (Doski 50)
22. Lovandra (139)
23. Lutviany Awlia Shabily (213)
24. Meitri Malinda (194)
25. Muhammad Mubarakh Pranowo (172)
26. Muhammad Imam Taufik Tumin (139)
27. Muhammad Khosyie Abror (252)
28. Muhammad Nur Irfan (139)
29. Nandia Eka Sari (213)
30. Ni Wayan Evasari Putri (139)
31. Puspa Anggita Sanjaya (dari Cirebon)
32. Rahmat Seto Oktavian (dari Bekasi)
33. Rasil Ibnu Zuatras Alim (Ar-Ridho)
34. Rianti Siti Machmuda (6)
35. Rizki Chayadi Permana (139)
36. Rizkia Arifani (252)
37. Septia Rezano (139)
38. Tri Suharyanti (Doski 50)
39. Yulia Annisa (252)

dan, ini denah tempat duduknya (gw baru tau belum lama ini), thanks to Jakul, Wayan, and Fani.



dan, pas jam 4 sore, MOS hari pertama selesai. gw sama Meitri pulang naik angkot. dan kita dapet PR, nulis cerita Relaxa, bawa koran 3 kg, dan bawa kalung Relaxa (males gw deskripsiin). oh ya, dan hari itu kita ngasih baksos 2 stel pakaian bekas layak pakai.

dan gw lupa, ada yang kurang. pengurus kelas kita udah dibentuk. sebenernya sih dari hari Sabtu kemaren, ini dia susunannya.
Ketua Kelas: Muhammad Mubarakh Pranowo
Wakil Ketua Kelas: Lovandra
Sekertaris I: Dwi Ratna Sari
Sekertaris II: Citra Ezlia
Bendahara I: Yulia Annisa
Bendahara II: Rizki Cahyadi Permana

dan juga password kelas kita,
“kami dari... DAHSYAT!!!
deretan anak ter-dahsyat? ya 10-3 lah!
dahsyat? 10-3 kelas ter-dahsyat!
HA-HA-HA!!!“

Pra-MOS

hahaha… sori banget, gan. gw nyesel banget kenapa gak dari dulu ngepost ginian. sebenernya sih gw udah punya blog sejak bulan Juli, tepatnya pasca gw lulus SMP.

setelah SMP, juga nilai UAN gw juga udah tau, awal Juli, saatnya untuk pendaftaran ke SMA Negeri. ternyata gw dapet di sebuah SMA di Jakarta Timur, tepatnya di daerah Prumnas Klender, Jalan Mawar Merah (elah, nyebut 103 aja ribet!)

dan pas tanggal 11 Juli 2009—hari Sabtu, 2 hari sebelum MOS, kita, para calon siswa baru, harus ngumpul ke sekolah pake baju SMP. Alhamdulillah, ada tetangga gw, Meitri, yang juga masuk cepe3. jadi deh kita ke sekolah bareng dianterin sama bokap gw. dan bagusnya, akhirnya gw sekelas juga sama dia.

dan pada saat pra-MOS, kalo gak salah, kita—untuk sementara, kelas X-3 ditaro di, kalo gak salah ya, ruang 213. kita dibimbing sama 2 mentor dan 2 tutor. mentornya yaitu Kak Zoel sama Kak Riri. kalo tutornya namanya Kak Nover sama Kak Novi.

nah, pas ini nih, kita dikasih ketentuan buat MOS hari Senin besok. peraturannya dikasih sbb:
1. Memakai seragam sekolah asal lengkap, celana/rok dipakai di atas pinggang.
2. Kaos kaki minimal 10 cm di atas kaki.
3. Sepatu hitam bertali hitam.
4. Rambut (laki-laki: 0,5 cm panjangnya; perempuan: dikuncir dua memakai pita ungu)
5. Semua calon siswa dilarang memakai aksesoris.
6. Kuku dilarang panjang dan dilarang memakai kuteks.
7. Semua atribut MOS dipakai dari rumah.
8. Diwajibkan sampai di sekolah minimal 10 menit sebelum masuk.
9. Tidak boleh membawa kendaraan pribadi (untuk ysng diantar harus turun radius 500 m dari sekolah dan jalan kaki).
10. Menghormati aparat dan senior.
11. Memberi salam kepada guru/tutor saat bertemu.
12. Izin jika berhalangan, sakit, membawa surat keterangan.
13. Dilarang membawa ponsel, obat-obat terlarang, sesuatu yang berbau SARA.

nah, abis itu kita juga disuruh pake name-tag nih.kayak gini-lah persisnya.

dan buat hari Senin (13/7), kita disusruh bawa yang namanya kertas bufallo warena ungu (gila! nyari kertas ginian susah banget! muter ampe kemana-mana), buku tulis sampulnya warna ungu.

eh, gokilnya lagi, kita gak boleh jajan! kita mesti bawa bekal. dan konyolnya, bekalnya ditentuin, mana pake teka teki lagi! ini, gan menunya.

Senin

Selasa

Rabu

Bubur padat (nasi)

Bubur padat (nasi)

Bubur padat (nasi)

Kedelai kembar siam (tempe)

Sayur cape cui (cap cay)

Invisible soup (bayam)

Sabun berkuah (sop)

Soft potato (prekedel)

Maret dicabein (ikan balado)

Maya mandi minyak (ayam goreng)

Buah upacara (apel)

Buah persija (jeruk)

Buah yang punya jantung (pisang)

277882 (aqua)

277882 (aqua)

277882 (aqua)

Minuman aura kasih (frestea)

Minuman daerahku (mizone)

Susu sinar (susu ultra)

3 enchi preman 2 taro (3 chitato., 2 taro)


duh, ada-ada aja kan? yah, sabar aja. namanya juga MOS. o iya gan, abis itu kita juga disuruh nyanyi Mars MOS. aje gile! gini nih lagunya...
masa orientasi siswa t'lah tiba
semua siswa membuka cakrawala
keakraban kekeluargaan nafas utama
menguak tabir berjuta cita

masa orientasi siswa milik kita
beradab, mandiri, dan gembira
senior junior berbaur bersama
berprestasi dalam suka ria

masa orientasi s'mangat ditempa
kobarkan api kasih bagi sesama
wahana pendidikan insan cendekia
meraih mahkota cita-cita

abis itu, kita semua calon kelas 10 dikumpulin di lapangan dan nyanyi ginian. kurang lebih jam 11 siang kita selesai. gw pulang bareng Meitri naik angkot.

Wednesday, May 19, 2010

Iseng Aja Ngepost

Rabu, 19 Mei 2010


Suatu kejadian yang biasa. Bahkan kejadian yang sangat biasa, terutama bagi kami, anak-anak X-3 dan guru-guru yang ngajar di kelas ini. Saat ini, X-3 berdiam di ruang 205.

Saat itu, pelajaran terakhir di hari Rabu untuk anak X-3, PM Matematika. Mumpung gurunya lagi gak nerangin, gw, Wayan, Gita, Jakul, Upi, Dewi, Dilla, Riri, Dian, Nandia, Puspa, Fani, Tri (elah, ini mah satu baris disebutin) bercanda ria. Gw yang lagi pake pita ungu-nya Dewi di kerudung [anjrit! dikatain gw insyaf ama anak ++ (ungkapannya Wayan) trus ama Barok gw dikatain kembang desa :mual:]. Eh, sebuah keributan pun mulai terjadi.

Padahal tuh, di luar lagi hujan. Otomatis adem di dalam.

Tapi, namanya juga di X-3, panas-adem tetep aja panas. Kebiasaan khas kelas ini: REBUTAN AC! Pasti deh orang-orang ampe berantem hebat gara-gara masalah konyol ini.

Apalagi ya, yang di barisan pojok tuh--deket pintu--yang semuanya anak cowok duduk disitu, pasti deh mereka ngemis-ngemis minta naikin AC-nya. Apalagi tadi Barok teriak-teriak, "Woi, naikin AC-nya, dong!" berkali-kali. Terus ada Titis yang bilang, "Woi, sama-sama bayar kali." Dan keributan panjang pun terjadi. Si Riri, yang duduknya deket AC dan paling kena ademnya, nyerah, akhirnya dia naikin AC-nya. Pas abis dinaikin, semua anak cowok memberikan aplause kepadanya.

Itu AC pertama, AC yang kedua dibawahnya ada Upi sama Dewi. Eh, Barok teriak dengan kata yang sama. Tapi gak ditanggepin ama mereka. Dibiarin aja :kasihan;. Dan udah selesai deh ribut AC-nya.

Dan PM Matematika selesai, ribut deh. Si Jakul beraksi sebagai Nunung. Dia ngambil tasnya Gita dan dibawa muter kemana-mana di dalam kelas. Dewi yang beraksi jadi Mr. Bean lagi. Wayan yang bilang kalo dia bisa awet muda kalo dia duduk di sini (yang jelas di X-3). Anak-anak yang gak kalah ribut. Dan tak lupa gw yang dicengin sama anak ++. Tapi bukan MU, malah tentang NOMOR 2 :siake:.

Dan bel pulang pun berbunyi. Gw pulang berdua sama Aul. Pas jalan, eh, ada tuh anak. Dan ngeliat kejadian yang bikin enek. Dan Bahasa Indonesia :-D.

Saturday, May 15, 2010

FROM URUGUAY WITH LOVE - Cerita Syamsir Alam: Sebentar Lagi Kami Pulang Ke Indonesia

Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Apa kabar Indonesia? Setelah beribadah puasa di bulan suci Ramadan ini, perkenankan saya mengucapkan Selamat Idul Fitri. Mudah-mudahan, ibadah khusyuk kita bisa mendapat berkah dari Yang Maha Kuasa. Amin...!

Kondisi tim saat ini alhamdulillah, mantap. Sejak Agustus kemarin, teman-teman sudah menghitung hari ingin segera pulang ke Indonesia, ke rumah masing-masing. Bukan karena sudah home sick, tapi sekadar menghibur diri dengan membayangkan suasana Indonesia saat ini.

Kalau dibilang tak sabar, sebenarnya tim lebih ke tidak sabar untuk berhadapan dengan lawan-lawan di Piala Asia U-19 nanti. Insya Allah dengan kerja keras dan doa dari masyarakat Indonesia, kami bisa lolos dari penyisihan grup Piala Asia.

Alhamdulillah pula, saat ini tim menduduki peringkat pertama klasemen Torneo Honor U-17 dengan perolehan 18 poin. Menurut saya, hasil tersebut bisa diraih berkat kerja keras semua pemain serta kekompakan di antara para pemain, baik di dalam maupun di luar lapangan. Inilah kuncinya yang membuat kami bisa bermain bagus, karena semua hal akan jadi mudah kalau kita berkerja sama.

Perkembangan signifikan yang saya rasakan selama putaran kedua kompetisi di sini adalah kami lebih berani memainkan bola dari kaki ke kaki. Sudah banyak pula pemain yang berani melepaskan tendangan keras dari jarak jauh. Fisik pemain pun makin kokoh. Yang jelas, kami mencapai kemajuan besar sejak kompetisi tahun lalu.

Jika ada kesempatan yang belum bisa terwujud saat ini adalah kami ingin melakukan ujicoba melawan tim nasional Uruguay. Kami ingin mengalahkan mereka. Mungkin itu jadi impian kami.

Soal puasa, kondisi di sini tentunya sangat berbeda dengan di Indonesia. Di sini sama sekali tidak terasa suasana bulan suci Ramadan. Bagi para pemain beragama Islam, ada yang berpuasa, tapi ada pula yang tidak. Alasan bagi yang tidak berpuasa adalah karena kami takut berat badan turun, sedangkan menurut pelatih fisik itu sangat fatal apalagi babak kualifikasi Piala Asia sudah dekat.

Namun, secara keseluruhan tidak ada sama sekali yang menyulitkan kami untuk menjalankan ibadah puasa. Alhamdulillah, pelatih memberikan latihan di malam hari agar kami bisa berpuasa siang harinya. Kami pun sudah berkomunikasi dengan penginapan untuk mempersiapkan saat saur dan berbuka, jadi tidak ada masalah soal ini. Tidak ada pula acara yang khusus. Tapi, satu minggu yang lalu kami diundang Kedutaan Besar Mesir untuk berbuka puasa bersama di tempat mereka.

Kalau dari berita yang saya baca, ramai pembahasan tentang baik buruknya puasa bagi pemain sepakbola. Pembaca tentu masih ingat komentar pelatih Inter Milan Jose Mourinho tentang Sulley Ali Muntari, bukan? Menurut saya pribadi sebagai pemain sepakbola, puasa sangat berpengaruh. Jika pemain berpuasa dan tim sedang mengikuti jadwal kompetisi yang tengah padat, bisa saja pemain itu terkena penyakit liver karena kekurangan cairan di dalam tubuh. Atau setidaknya dapat mengurangi berat badannya tiga hingga empat kilogram. Apapun, tentu pilihan ada di tangan pemain sendiri. Lagipula, sebagai umat Muslim yang baik sudah sewajarnya kita menjalani perintah agama.

Pembaca, rencananya awal Oktober nanti tim kembali dari Montevideo ke Jakarta. Para pemain diberi waktu satu minggu untuk beristirahat sebelum memulai lagi pemusatan latihan di Sawangan sampai kualifikasi Piala Asia U-19, yang dijadwalkan awal November mendatang.

Tentu saja, kami tak sabar berlaga di depan masyarakat sendiri dan saya sangat berharap mengalirnya banyak dukungan kepada tim agar kerja keras selama mengikuti kompetisi di Uruguay selama dua tahun ini dapat membuahkan hasil positif.

Sampai jumpa, Indonesia!

~Syamsir Alam

FROM URUGUAY WITH LOVE - Cerita Syamsir Alam: Kenapa Harus Jadi Penonton, Kalau Bisa Jadi Pemainnya?

Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Apa kabar Indonesia?

Mungkin pembaca sudah tidak sabar menunggu kabar terkini dari tim S.A.D Indonesia di Montevideo, Uruguay. Sekarang saya sedang fokus latihan untuk kekuatan otot tubuh. Jadi, lagi banyak latihan beban.

Kompetisi putaran kedua sudah dimulai akhir bulan lalu. Pada pertandingan pertama, kami menang 2-1 atas Bella Vista, kemudian kalah 3-1 dari Basañez dan pekan lalu menang 1-0 atas Racing. Jadi kami memenangkan dua dari tiga pertandingan pertama dalam kompetisi Torneo de Honor.

Saya tidak berani mengomentari kekalahan dari Basañez, karena saya tidak bermain. Tapi, menurut saya, teman-teman bermain sangat baik. Sayangnya, Basañez mempunyai semangat lebih untuk menang. Hebatnya pada Minggu (7/6), kami bisa meredam Bella Vista. Setidaknya kami sukses membalas kekalahan 4-0 tahun lalu.

Tim masih mempersiapkan diri untuk target utama, yaitu kualifikasi Piala Asia di Jakarta, akhir tahun nanti. Kami bertekad membuat masyarakat Indonesia bangga dengan hasil jerih payah kami selama dua tahun ini. Kami harap dukungan penuh masyarakat di Stadion Utama Gelora Bung Karno nanti.

Syamsir Alam - S.A.D. Indonesia U-17Target tim untuk putaran kedua kompetisi ini adalah bermain sebaik mungkin dan tidak ingin kalah lagi dalam pertandingan-pertandingan berikutnya. Target saya pribadi, membuat banyak gol dan membantu tim meraih kemenangan. Tapi, saya akan lebih mementingkan kemenangan tim.

Bulan Juni ini di Uruguay memasuki musim dingin. Agak aneh ya, karena kalau di Jakarta pasti seharusnya sudah musim kemarau dan menjelang libur sekolahan. Di Eropa sedang musim panas dan orang-orang pergi berlibur. Bulan Juni memang musimnya liburan, tapi itu tidak berlaku di sini. Sekarang musim dingin dan suasana Montevideo saat musim dingin sangat membosankan. Tidak ada orang yang mau keluar rumah karena cuaca sangat dingin.

Tapi, nanti dulu. Semangat jalan-jalan kami tak lantas luntur karena udara dingin belaka. Sabtu (6/6) lalu, saya dan teman-teman pergi ke stadion kebanggaan masyarakat Uruguay, yaitu Stadion Centenario, untuk menyaksikan pertandingan Eliminatorias Sudamericana [Pra Piala Dunia 2010] antara tuan rumah melawan Brasil. Seru! Brasil sebelumnya sangat susah menang di kandang Uruguay, tapi kali ini mereka membantai tuan rumah dengan skor 4-0. Saya senang bisa menyaksikan Kaka sebagai pencetak gol terakhir. Sayangnya Uruguay kurang memberikan perlawanan, padahal Julio Cesar pernah bilang, Uruguay lebih berat daripada Argentina.

S.A.D. Indonesia U-17


Oh ya, soal final Liga Champions kemarin... seperti semua fans Manchester United lainnya, saya sangat menyesal Red Devils kalah. Harus saya akui Barcelona bermain sangat baik. Teman-teman di sini banyak yang taruhan, hanya untuk seru-seruan. Tapi, yang menarik bukan taruhannya, tapi saling ejek. Apalagi para pemain yang mendukung Arsenal, Liverpool, dan Chelsea semua mendukung Barcelona karena mereka benci Manchester United. Hehehe...

Nah, saya juga lumayan menyesal karena tidak bisa menyaksikan langsung Manchester United bermain di Jakarta bulan depan. Itu membuat saya bertekad, kenapa harus jadi penonton, jika punya kesempatan menjadi pemainnya? Itulah yang selalu saya tanamkan kepada diri saya sendiri.

Mudah-mudahan semuanya tercapai dan berjalan lancar.

Sampai nanti, Indonesia!

-Syamsir Alam-

FROM URUGUAY WITH LOVE - Cerita Syamsir Alam: Kalah Bukan Berarti Berhenti!

Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Sayang sekali, pada pertandingan penentuan putaran pertama Quinta Division Uruguay melawan Juventud, tim S.A.D. Indonesia kalah 2-1. Kami pun gagal mewujudkan ambisi bergabung ke grup yang lebih berat pada putaran kedua nanti.

Sabtu (9/5), saat pertandingan, permainan ditentukan oleh kerja sama tim, teknik individual pemain, dan terutama semangat. Kami kalah, tapi bukan berarti kami berhenti! Kami pasti akan terus melanjutkan kerja keras hingga kualifikasi Piala Asia nanti. Kami di sini masih menguji mental pertandingan dan skill setiap pemain.

Saya harap masyarakat Indonesia masih tetap mendukung kami, terutama secara mental. Mungkin masyarakat hanya melihat dari segi hasil pertandingan dari media cetak maupun elektronik. Tapi, saya bisa pastikan di sini kami sangat bekerja keras untuk membawa harum nama bangsa agar Garuda bisa tegap di dunia!

Kekalahan ini tentu membuat para pemain kurang puas, karena gagal bermain di grup yang berat. Padahal, kami pantas main di grup tersebut. Basanez saja, yang kami kalahkan 4-0, bisa main di grup itu. Kenapa kami tidak?! Jawabannya, karena kami harus bekerja lebih keras lagi. Saya belum tahu pasti target tim untuk putaran kedua, tapi secara pribadi saya bertekad memenangkan semua pertandingan di putaran kedua dan pada kualifikasi Piala Asia, kami akan makan semua tim lawan!

Jadwal putaran kedua masih belum kami ketahui pastinya. Aktivitas tim latihan seperti biasa. Begitu pun aktivitas di luar lapangan. Maklum, bukan negara sendiri, jadi susah melakukan hal-hal baru. Paling-paling kami bergantian bermain PlayStation 3. Peraturannya, satu pemain maksimal bermain dua kali berturut-turut. Kalau tidak, semua pemain berteriak minta bergantian. Beginilah tim sepakbola yang dihuni 25 anak yang sama-sama jauh dari keluarga, setiap saat pasti ramai! Hehehe...

Alhamdulillah juga, pada pertandingan melawan Tacuarembo saya sukses mencetak hat-trick. Gol pertama terjadi saat menyambut tendangan bebas Firmansyah. Dua gol lainnya tercipta melalui bola mati, tendangan bebas dan penalti. Saya sangat gembira, apalagi sukses hat-trick itu diikuti tim yang mendapat tiga poin. Tentu, hat-trick itu tidak terlepas dari dukungan semua teman kepada saya.

Salam hormat,

-Syamsir Alam-

FROM URUGUAY WITH LOVE - Cerita Syamsir Alam: Saya Ingin Melupakan Kartu Merah Itu

Edisi Kedelapan - 28 April 2009
28 Apr 2009 09:32:05


Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Sayang sekali saat menulis untuk edisi ini tim S.A.D. Indonesia baru saja dikalahkan klub asal Brasil, Pao de Azucar, pada babak 16 besar Punta Cup.

Punta Cup memang sangat bergengsi di Uruguay, tapi kami tidak punya target di kompetisi ini. Target utama tim adalah Liga Uruguay, Quinta Division. Kabarnya, turnamen ini sering diramaikan para pemandu bakat dari klub-klub top Eropa. Tapi, saya tidak terlalu tahu soal itu, karena mereka, atau biasa disebut para agen, jarang sekali menunjukkan sosok. Agen lebih sering memantau secara diam-diam.

Suasana kompetisi sendiri sangat ramai dan meriah karena banyak dihadiri tim-tim papan atas Amerika Latin. Menurut saya pribadi, tim yang berpenampilan terbaik dalam turnamen adalah Pao de Azucar.

Kebetulan tim menghadapi mereka di turnamen. Kami kalah matang dari segi usia, terutama lagi soal pengalaman. Pao de Azucar diperkuat lima pemain timnas Brasil U-19. Wajar saja jika akhirnya mereka mencapai final, namun kalah oleh Nacional. Setidaknya melawan Pao de Azucar kami hanya kalah 1-0 dan semua anggota tim sangat puas dengan penampilan saat itu. Saya mendapat ucapan selamat dari salah satu pemain mereka usai pertandingan. Saya tidak tahu kenapa, mungkin karena permainan saya. Pujian itu menjadi cambuk untuk menjadi lebih maju.

Ada pula pengalaman pahit dalam turnamen ketika saya memperoleh kartu merah saat pertandingan melawan Nacional Montevideo. Saya tidak akan membicarakannya, karena pasti semua orang akan mengira saya ingin membela diri. Saya hanya ingin melupakannya. Tapi yang pasti, saya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji. Saya hanya bisa bilang, maklum saja, lawan yang dihadapi adalah tim tuan rumah...

Syamsir Alam - S.A.D. Indonesia U-17

Di Quinta Division sendiri, kami tinggal menghadapi satu pertandingan tersisa, melawan Juventud. Tim optimistis meraih angka penuh hingga usai pertandingan. Apalagi, Sabtu (25/4) kemarin, kami berhasil menang 4-1 atas Tacuarembo. Saya sangat bersyukur karena bisa memborong tiga gol sekaligus, dan satu gol lagi oleh Rahman. Saya berharap mudah-mudahan lolos ke putaran kedua dan secara pribadi, saya ingin berhadapan lagi dengan Penarol. Saya sangat ingin memenangkan pertandingan melawan Penarol, karena mereka salah satu tim besar di sini, dan kami belum pernah menang lawan mereka!

Nah, cukup rasanya ngomong soal sepakbola. Tugas kami di sini memang berlatih dan berlatih, tapi tentu tidak lupa menghabiskan waktu untuk sekadar leyeh-leyeh. Kami tidak punya tempat favorit di sini. Biasanya anak-anak suka duduk-duduk saja di McDonald's di daerah Arocena.

Di Uruguay juga ada tempat yang bisa disebut "Bali-nya Uruguay", namanya Punta del Este. Di sana pemandangan sangat indah dengan laut yang sangat bagus. Setahu saya, itu salah satu kawasan elit di Uruguay. Sudah tiga kali kami ke sana, tapi tidak bisa terlalu sering karena jarak dari Montevideo memakan waktu dua jam perjalanan.

Rasanya cukup dulu kabar terbaru dari saya di Montevideo. Doakan saja kami bisa kembali menang saat melawan Juventud. Doakan kami lolos ke putaran kedua!

Salam,

Syamsir Alam

FROM URUGUAY WITH LOVE: Cerita Syamsir Alam - Indonesia Tidak Bisa Dipandang Sebelah Mata

Edisi Ketujuh - 8 April 2009
8 Apr 2009 09:44:47

Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Apa kabar? Lama juga tidak berbagi cerita di sini. Pembaca tentu sudah tahu tim S.A.D. Indonesia sedang "ditinggal" Cesar Payovich Perez yang ditunjuk mempersiapkan timnas SEA Games akhir tahun nanti. Kalau pembaca penasaran ada perubahan tertentu di Montevideo, hmm.. tidak banyak yang terlalu berubah. Kita kan harus selalu profesional siapapun yang menangani tim.

Cesar diganti Alberto Bica. Nah, coach Alberto adalah salah satu pemain yang menjuarai Piala Dunia Antarklub di Jepang saat bermain untuk Nacional, klub tangguh dari Uruguay, dan menang di final saat melawan Nottingham Forest tahun 1981. Menurut saya, dia pemain kaya pengalaman dan pelatih bagus. Jadi, tak ada perubahan berarti dalam tim.

Pada pertandingan terakhir, tanpa Cesar, tim bisa memetik kemenangan atas Racing karena kondisi pemain sangat bugar setelah mendapat libur kompetisi satu minggu. Kami juga punya konsentrasi dan keinginan luar biasa untuk meraih tiga poin. Jalannya pertandingan cukup alot pada babak pertama, tapi setelah babak kedua lewat 15 menit, fisik pemain Racing mulai turun sehingga kita bisa menambah dua gol lagi.

Pada pertandingan itu, perkembangan yang saya rasakan dalam tim adalah kami sudah berani memainkan bola dari kaki ke kaki dan yang harus dibenahi mungkin ketenangan saat memegang bola atau saat bola dalam penguasaan kita.

Sudah tujuh pertandingan yang kami jalani hingga saat ini. Kalau boleh cerita, saya bilang penampilan terbaik tim saat melawan Defensor, pimpinan klasemen saat ini. Tim ini memiliki organisasi terbaik di Uruguay. Kami mampu memaksa mereka bekerja ekstra keras untuk mengalahkan kami. Apalagi kami sempat mencolong gol cepat saat itu.

Pelatih Defensor bicara kepada Cesar, "Saya pikir pertandingan ini bisa kami selesaikan dengan empat atau lima gol tanpa balas, ternyata saya salah. Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata."

Pada pertandingan berikutnya, kami akan menghadapi River Plate. Tim ini tim bagus dan saya yakin pertandingan Sabtu (11/4) nanti adalah pertandingan yang sangat alot. Dan, kita tidak akan dengan gampangnya memberikan tiga poin untuk River meski bermain di kandang mereka.

Ngomong-ngomong soal rencana PSSI mendatangkan pemain berdarah Indonesia yang bermain di Belanda, sebagai pemain muda, saya tidak merasa tersaingi kalau seandainya mereka jadi pemain timnas. Malah saya akan merasa lebih tertantang untuk lebih berprestasi agar lebih diperhatikan PSSI dan membuktikan produk lokal tidak kalah dengan produk luar bila ditangani dan diperlakukan secara profesional, sebagaimana yang saya rasakan saat ini di Uruguay -- berlatih dan ikut kompetisi selama empat tahun sesuai rencana semula.

Soal rencana jadi tuan rumah Piala Dunia 2022, saya pikir Indonesia mampu! Ada modal penduduk 200 juta jiwa lebih dan negaranya yang luas. Bukan tidak mungkin hal itu terwujud. Dan, mudah-mudahan saya menjadi salah satu pemain pesertanya nanti. Hehehe...

Di luar lapangan, kegiatan teman-teman dalam tim bisa dibilang monoton. Saya sempat cerita kemarin kami baru dapat meja ping-pong di ruang makan, tapi belum terpikir untuk bikin turnamen ping-pong. Malah mungkin lebih sering turnamen Playstation, karena manajemen tim baru membelikan Playstation 3 buat kami...

Sekian dulu dari saya, pembaca. Tunggu saja cerita-cerita berikutnya dari Uruguay!

Salam,

-Syamsir Alam-

FROM URUGUAY WITH LOVE: Cerita Syamsir Alam - Pentingnya Kualitas & Glory Glory Man United

Edisi Keenam - 12 Maret 2009
12 Mar 2009 10:22:30


Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Jumpa lagi pembaca. Saya datang lagi dengan kabar dari Uruguay. Kebetulan akhir pekan lalu kami menderita kekalahan lagi saat melawan Central Espanol 1-0.

Jujur, kami bermain sangat baik dan menguasai pertandingan. Pada sepuluh menit pertama, kami optimistis bisa mengambil angka penuh dari Central. Tapi, kami kecolongan karena lini pertahanan kurang konsentrasi saat mengantisipasi umpan panjang lawan.

Pada babak pertama lawan sengaja menahan bola dengan tangan di kotak penalti dan wasit tidak memberikan penalti. Saya mengerti wasit juga manusia dan bisa salah. Kejadian itu membuat pelatih Cesar Payovich Perez dikeluarkan dari lapangan. Lima menit kemudian, asisten pelatih pun ikut dikeluarkan.

Kami mengurung habis Central pada babak kedua. Kiper Tri Windhu hanya menangkap bola dua kali, tapi keberuntungan memang tidak berada di pihak kami dan kami pun kalah 1-0.

Menurut saya pribadi, itulah sepakbola. Kadang kita tak bisa konsisten dengan apa yang sudah kita lakukan sebelumnya. Memang sebelum ini kami bisa melibas Basanez 4-0, tim yang kuat di Uruguay. Pada pertandingan sebelumnya, Basanez bisa mengalahkan Central 2-0. Tapi itu mungkin terjadi karena enam pemain Central memperkuat timnas Uruguay.

Hasil satu kemenangan dalam empat kali bertanding ini tidak membuat kami terpaku di satu titik. Cesar selalu bilang, tujuan kita adalah November nanti -- saat kualifikasi Piala Asia digelar.

Untuk peluang berikutnya, kami tidak bisa menganggap sebelah mata. Tim-tim di sini memiliki kemauan sangat kuat untuk memenangkan setiap pertandingan, jadi kami harus konsentrasi penuh. Target kami adalah kemenangan. Cesar selalu bilang kuantitas tidak penting, yang sangat penting adalah kualitas.

S.A.D. Indonesia U-17

Di luar lapangan, kami mulai tidak merasa homesick. Mungkin karena sudah sangat terbiasa, berbeda dengan tahun lalu yang sangat membosankan. Mungkin tahun ini kami sudah tahu apa yang harus dikerjakan dan harus ke mana saat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Saya menghabiskan waktu Senin sampai Jumat hanya latihan. Teman-teman sedang suka main ping-pong karena kita baru mendapat meja ping-pong di ruang makan.

Saya pun masih mengikuti pertandingan sepakbola dunia karena acara televisi di sini 70 persen hanya sepakbola. Saya pun mengikuti dua partai penting tim favorit saya, Manchester United. Alhamdulillah barusan menang atas Inter Milan, dan Sabtu ini ketemu Liverpool. Peluang United? Selalu 100 persen! Hahaha!

Glory, glory Manchester United!

Salam hangat dari Uruguay,

-Syamsir Alam-

FROM URUGUAY WITH LOVE: Cerita Syamsir Alam - Masih Banyak Kekurangan Kami

Edisi Kelima - 17 Februari 2009
17 Feb 2009 20:25:00


Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Sabtu (14/2) kemarin, S.A.D. Indonesia mulai berlaga di Campeonato Quinta Division Uruguay. Sayangnya kami kalah 1-0 dari Miramar Misiones. Bertanding di Estadio Jose Damiani, tim sudah berupaya maksimal tapi itulah hasilnya.

Kami merasa sedikit kecewa. Apalagi, gol tercipta seperti pemberian Tuhan untuk lawan. Pemain bernomor punggung 5 mereka, Luis Espino, menggiring bola di sudut kiri dan berniat melakukan umpan silang ke strikernya. Mendadak, bola berbelok dan mengenai tiang gawang Tri Windu.

Usai pertandingan, pelatih Cesar Payovich Perez bilang, "Itu gol dari Tuhan." Tapi, beliau tetap merasa puas pada penampilan kami. Teman-teman sendiri merasa kecewa karena gagal menang, tapi kami sadar bola itu bulat dan penuh misteri.

S.A.D. Indonesia U-17


Pada pertandingan kemarin, saya berpasangan dengan pemain yang baru bergabung ke Uruguay, Rahman Lestaluhu. Kami memainkan formasi 4-4-2, saya berduet dengan Rahman di lini depan. Pada pertandingan ujicoba melawan River Plate sebelum dimulainya liga, kami dikalahkan River Plate 2-1. Rahman mencetak satu-satunya gol saat itu dan tim sempat bermain dengan formasi 4-3-1-2.

Saya tidak terlalu monoton dengan formasi yang selau berganti-ganti. Saya selalu menikmati bermain di manapun yang lebih banyak menyerang dan dekat dengan gawang karena hobi saya adalah menggetarkan jaring gawang dengan bola.

Kerjasama saya dengan Rahman sangat baik, terutama soal komunikasi. Apalagi, tipe kami sama yaitu striker pekerja. Kami memang gagal mencetak gol, tapi bukan karena saya baru atau lama dengan tandem di depan, lebih mungkin kurang terciptanya peluang. Pertandingan kemarin lebih banyak di lini tengah, karena sebenarnya kekuatan kami seimbang dengan lawan.

Masih banyak kekurangan dalam tim, untuk itu kami masih sangat butuh berlatih dalam segala hal. Tim akan kembali bertanding Sabtu (21/2) ini menghadapi Defensor Sporting.

Salam hormat,

Syamsir Alam

FROM URUGUAY WITH LOVE: Cerita Syamsir Alam - Pelatih Kami Luar Biasa!

Pada edisi keempat Cerita Syamsir Alam, striker timnas S.A.D. Indonesia U-17 itu membahas tentang pelatihnya asal Uruguay, Cesar Payovich Perez.
2 Feb 2009 16:28:33

Dear Pembaca GOAL.com Indonesia,

Alhamdulillah, tim sudah mendarat di Montevideo dengan selamat sepuluh hari lalu. Kami seperti datang atau kembali ke rumah sendiri. Tidak banyak kesulitan berarti. Mungkin karena kami sudah terbiasa sejak tahun lalu dan kami juga sudah tahu apa yang harus kami lakukan. Para pemain baru pun begitu. Mereka tidak terlalu bingung mungkin karena mereka dapat berbaur dengan anak lama.

Begitu datang, kami istirahat dulu selama dua hari. Maklum, untuk
memulihkan kondisi badan karena jet lag. Tujuh pemain baru yang ikut juga cepat beradaptasi dengan lingkungan setempat. Anak-anak pun langsung digembleng banyak porsi latihan fisik. Pekan ini kami konsentrasi ke latihan taktik, mungkin Sabtu depan kami mengikuti tes kebugaran fisik.

Ngomong-ngomong soal latihan, tentu pembaca sudah mengenal nama Cesar Payovich Perez kan? Dia pelatih tim sejak setahun lalu dan sudah seperti ayah kami sendiri. Dia juga bisa menjadi figur kakak atau teman bagi pemain. Dia orang yang sangat luar biasa menurut saya. Cesar biasanya menasihati saya agar selalu bisa mengendalikan emosi. Belakangan sudah mulai bicara tentang emosi, karena saya mulai menguranginya.

Cesar Payovich Perez & Syamsir Alam - S.A.D. Indonesia U-17


Kelebihan Cesar adalah pendekatan personal yang dilakukan ke setiap pemain. Cesar juga tipe pelatih yang rela melakukan apapun, sekalipun nyawanya, demi tim yang sedang dia pimpin. Kadang tak mudah bagi Cesar mendampingi tim ini. Tak jarang kami dicurangi wasit, mungkin karena dianggap tim asing jadi ada sentimen nasionalisme antara wasit dan tim lawan. Cesar bisa meminggirkan rasa nasionalismenya dan membela tim kalau mendapat perlakuan tidak adil.

Kalau saya lihat, Cesar seperti tidak punya kegiatan selain sepakbola. Saya lihat dia hanya berpikir tentang bagaimana tim yang dilatihnya bisa meraih sukses dan bermain bagus di lapangan. Karena itu saya menganggapnya luar biasa.

S.A.D. Indonesia U-17


Latihan dengan Cesar tidak harus di lapangan, kami bisa melakukannya di dalam ruangan atau bahkan di tempat makan sekalipun. Sama seperti pelatih lain, Cesar akan sangat marah jika melihat pemain tidak konsentrasi dan bermain-main dalam sesi latihan.

Tapi, para pemain umumnya menghormati Cesar. Saat pulang akhir tahun kemarin, misalnya, Cesar ikut ke Indonesia untuk berkeliling ke beberapa tempat demi mencari pemain-pemain baru yang bisa dikembangkan di Montevideo. Waktu itu saya dan teman-teman ingin menunjukkan kemampuan tim kepada masyarakat Indonesia. Mungkin bisa dilakukan sebelum Piala AFF, Desember kemarin. Tapi, Cesar hanya mengizinkannya jika kami melawan tim kelas satu Asia, seperti Jepang, Australia, atau Korea Selatan, bukan Singapura, Kamboja, atau Vietnam -- apalagi tim-tim lokal. Sayang, tidak ada agenda ujicoba. Paling tidak itu menggambarkan keseriusan Cesar dan juga kami, para pemain, tentang apa
yang sedang kami lakukan memasuki tahun kedua ini di Uruguay.

Sekian dulu kabar dari Montevideo. Begitu ada waktu, saya akan mengirim surat lagi buat pembaca GOAL.com Indonesia.

From Uruguay With Love,

- Syamsir Alam -

TARUNA INDONESIA: Cerita Syamsir Alam - Semoga Bisa Lebih Banyak Menang Di Uruguay

Edisi ketiga dari striker kelahiran 6 Juli 1992 ini ditulis sebelum skuad S.A.D. Indonesia U-17 bertolak ke Montevideo, Uruguay.
22 Jan 2009 16:54:49
Share
Buzz It
Syamsir Alam - S.A.D. U-17 Indonesia (GOAL.com Indonesia / M.Riso)
Sambungan edisi pertama dan kedua...

Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Saat kalian membaca tulisan ini, saya bersama 24 rekan lain mungkin baru saja tiba di Montevideo, Uruguay. Kami akan menempuh perjalanan yang cukup melelahkan.

Kami berangkat dari Jakarta, Selasa (20/1) petang pukul 18.30, untuk mengarungi perjalanan 24 jam. Kami akan transit di Kuala Lumpur sebelum transit di Cape Town. Dari kota Afrika Selatan itu, kami akan berangkat ke Buenos Aires sebelum akhirnya mendarat di Montevideo. Pelatih Cesar Payovich Perez sudah terlebih dahulu
berangkat dan menunggu tim di ibukota Uruguay itu.

Coba lihat foto kami berseragam serbabiru yang diambil sebelum
berangkat ini! Semuanya antusias, kan?!



Saya tidak banyak membawa barang dari Jakarta, koper saya kebanyakan berisi seragam tim. Bahkan saya tidak membawa makanan seperti rendang ke sana. Tapi, saya juga berangkat dengan banyak harapan. Mudah-mudahan tim lebih banyak menang, tampil lebih baik.

Mudah-mudahan pula saya lebih banyak mencetak gol sekaligus bisa menarik minat klub di sana. Siapa tahu bisa dilirik oleh scout dari salah satu klub Eropa.

Entah apa yang akan menanti tim di sana. Mungkin ada perubahan. Biasanya kami bermain dengan formasi 4-4-1-1. Saya di posisi penyerang lubang, di belakang penyerang tengah Alan Martha. Ada beberapa pemain yang bisa kami andalkan, seperti Martha sendiri, kapten tim Reffa Money -- pemain belakang yang tangguh, dan ada juga Yandi Sofyan -- adik striker Persib Bandung Zaenal Arif, mungkin pembaca sudah tahu semua. Tapi, yang pasti, begitu sampai Montevideo, tim masih harus berlatih keras untuk mencapai semua yang diinginkan.

Seluruh anggota tim sudah siap, anak-anak terlihat optimis karena kita punya misi penting tahun ini, yaitu mengikuti Pra Piala Asia U-19 di Indonesia. Insya Allah di waktu singkat ini kita dapat mempersiapkan diri secara maksimal.

Kondisi pemain sangat baik. Saya sering melakukan kontak dengan semuanya, terutama tujuh teman yang tercoret. Sekaligus saya kasih support ke mereka, bahwa tercoret dari tim bukanlah akhir dari segalanya.

Saya sangat semangat untuk menimba ilmu kembali di Uruguay, karena saya belum merasa apa-apa. Bekal dari rumah mungkin hanya doa dari orangtua. Menurut saya itu yang terpenting dari apapun.

Tim saya sangat luar biasa, anak-anak bisa saling mengisi kekurangan teman. Mudah-mudahan rakyat Indonesia percaya pada tim kami. Mudah-mudahan dengan kepercayaan itu kami bisa berikan yang terbaik.

Di antara komentar pembaca pada edisi sebelumnya, ada tanggapan dari yang namanya Romy Bareno - orang yang sangat dekat dengan saya, dia kakak sepupu saya. Mengenai emosi saya, itu sangat benar dan saya sedang belajar melawan diri sendiri karena itu yang tersusah dalam hidup menurut saya. Mudah-mudahan seiring umur yang bertambah, saya bisa lebih dewasa dan mengurangi emosi saya.

Selama di Uruguay, saya akan terus memberi kabar kepada pembaca GOAL.com Indonesia. Tapi harap sabar yah...karena saya akan sibuk berlatih.

Mohon doa semua pembaca untuk tim S.A.D. Indonesia, karena kami akan bertarung di dua kompetisi dalam waktu dekat ini.

Salam hangat,

Syamsir Alam

TARUNA INDONESIA: Cerita Syamsir Alam - Pasti Semua Pemain Bermimpi Main Di Eropa

Inilah edisi kedua berupa kenang-kenangan Syamsir Alam selama merumput di Uruguay. Striker S.A.D. Indonesia U-17 itu memiliki impian realistis untuk bermain di Eropa suatu saat nanti.
12 Jan 2009 19:54:10

Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Sebelumnya saya sangat berterima kasih atas tanggapan yang telah disampaikan teman-teman pada tulisan saya yang pertama beberapa hari yang lalu. Setelah membaca komentar dari teman-teman, saya lebih tertantang dan siap maju berkembang jadi lebih baik. Insya Allah, dengan semangat dan kedua kaki, saya bisa mewujudkan mimpi kita semua yang sangat haus melihat salah satu anak bangsa bermain di Eropa.

Saya akan berupaya semampu mungkin bisa bermain di salah satu liga Eropa dan tidak bermain di liga Indonesia. Bukan sombong, tapi kita bicara realistis, pasti mimpi semua pemain sepakbola untuk bisa bermain di Eropa.



Pembaca GOAL.com, tak terasa sudah sebulan saya berada di rumah lagi. Sebelum pulang, pelatih Cesar Payovich sudah mengagendakan program latihan individual kepada masing-masing pemain. Programnya berbeda-beda karena tergantung dari kebutuhan pemain yang bersangkutan. Tapi semua programnya berisi latihan fisik, kami dilarang bermain sepakbola dulu selama di Indonesia. Tidak berarti juga saya dapat liburan seenak hati, karena saya tetap harus menjaga kebugaran fisik.

Beberapa menu program yang saya dapatkan seperti berenang, bersepeda, dan bermain bola voli, selain kegiatan latihan fisik lainnya. Tapi, agak susah mencari lapangan bola voli dekat rumah saya, sehingga saya memilih menggantinya dengan berenang. Kebugaran fisik memang saya perlukan agar segera siap begitu kembali ke Uruguay.

Nah, sedikit cerita soal Quinta Division, tim terkuat di sana adalah Danubio, karena sepuluh dari 11 pemainnya bermain untuk timnas Uruguay U-18. Saya juga punya kenangan baik dan buruk selama di sana.

Kenangan bagusnya, saya tak bisa melupakan saat mencetak gol ke gawang Fenix. Terjadinya secara ajaib dan Allah berikan itu tepat di hari ulang tahun saya [6 Juli]. Lebih spesial lagi, itu adalah gol tunggal dan Indonesia sukses mengalahkan Fenix, yang merupakan salah satu tim besar Uruguay.

Tapi kenangan buruknya, di Uruguay pula saya mendapat kartu merah pertama sejak menjadi pemain. Usai dikartumerah, pelatih Cesar menghampiri saya sambil menghardik, "Kasar begitu lebih baik pulang saja ke Indonesia!"

Saya menjawabnya karena kalau tidak saya halangi, pemain itu akan lolos ke pertahanan tim. Tapi, Cesar mengatakan saya tidak perlu melakukan hal itu karena biarkan itu menjadi tugas. Masing-masing pemain sudah punya tanggungjawabnya. Itulah hebatnya Cesar bagi tim, beliau sudah tak ubahnya seperti seorang ayah bagi kami.

Saya sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya kartu merah itu lagi, karena itu membawa kerugian baik bagi saya maupun kepada tim. Tapi, karena peristiwa itu menjadi salah satu bagian penting dalam sejarah saya, usai pertandingan saya meminta kartu merah itu kepada wasit dan menyimpannya sebagai kenang-kenangan sekaligus pengingat untuk tidak mengoleksinya lagi. Memang, saya bisa emosi, tapi mudah-mudahan lain kali bisa diredam.

Sampai ketemu di edisi berikutnya...

Salam hormat,

Syamsir Alam

TARUNA INDONESIA: Cerita Syamsir Alam - Si Bolang Pulang Ke Indonesia

Kegagalan menembus skuad junior Vitesse Arnhem dan Heerenveen di Belanda tidak membuat Syamsir Alam menyerah. Selanjutnya, ia menjadi tulang punggung timnas U-17.
30 Des 2008 09:25:28


PENGANTAR REDAKSI:

Kegagalan demi kegagalan yang dipetik tim nasional senior Indonesia, mungkin membuat kita bertanya-tanya, apakah kita harus mengalihkan harapan terhadap pemain-pemain muda Indonesia? Saat ini, eks timnas U-16 Indonesia sedang belajar ke Montevideo, untuk program pembinaan dan peningkatan fisik pemain di bawah asuhan pelatih Cesar Payovich Perez asal Uruguay.

Mereka diberi nama S.A.D. Indonesia (singkatan dari Sociedad AnĂ³nima Deportiva), dan berlaga dalam Quinta Division, tepatnya di Liga U-17 Uruguay. Bintangnya adalah Syamsir Alam, striker yang sudah mengemas 15 gol dari 29 laga yang dilakoninya selama dua putaran Liga U-17 Uruguay. Wajar saja jika anak pertama dari pasangan Edinas Sikumbang dan Yuliana Hotnida ini disebut sebagai tulang punggung timnas U-17, sekaligus masa depan sepakbola nasional.

Alam menyimpan banyak cerita dari Montevideo. Pemain kelahiran 6 Juli 1992 itu untuk sementara ini pulang ke rumahnya di Bintaro, Tangerang, dan kian tak sabar untuk merumput lagi. Berikut ini oleh-oleh Uruguay yang pertama dari Alam, eksklusif untuk pembaca GOAL.com Indonesia.




Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

Salam jumpa.

Sudah sebulan ini saya kembali di Jakarta, setelah hampir
setahun lamanya latihan dan ikut kompetisi di Uruguay. Senang bisa melepas rasa homesick yang sudah kami rasakan sejak pertengahan tahun di Montevideo. Sedihnya saya tidak bisa lagi bertemu Om Ronny Pattinasarani yang meninggal dunia. Terakhir di Surabaya sebelum berangkat ke Montevideo, saya pernah berpesan agar Om Ronny mengurangi minum kopi dan rokoknya, tapi kena juga. Begitu juga dengan Om Iswadi Idris yang dulu melepas kami. Sambil menangis beliau waktu itu meminta kami mendoakan Om Ronny yang pergi berobat ke Cina, ternyata malah Om Is yang wafat duluan. Mungkin Tuhan punya rencana lain buat mereka...



Selama di Uruguay, tak banyak kendala yang kami rasakan. Mungkin soal bahasa, plus nasi mereka yang lembek banget seperti bubur. Beda dengan timnas Primavera atau Baretti dulu, tim yang dikirim sekarang bertujuan mencetak pemain. Uruguay juga bukan tujuan yang buruk. Diam-diam banyak scout Eropa yang datang menonton pertandingan Quinta Division, nama kompetisi tempat kami bertanding. Jati diri mereka sulit diketahui. Tidak ada pakaian mentereng, mereka ngegembel saja...



Proses perekrutan pemain berbakat juga tidak berbelit-belit. Ada satu orang bek yang pernah menjaga saya, seminggu kemudian dia sudah terbang ke Chelsea...

Di Uruguay, banyak hal baru yang dapat dipelajari tentang sepakbola. Kita tidak kalah jauh dari mereka, tapi soal mental dan kemauan mereka sangat jauh lebih dari kita.

Saya mulai terbiasa jauh dari keluarga. Maklum, bisa dibilang saya "bolang" -- bocah petualang. Tapi, itu ujian untuk saya agar meraih sukses dan saya harus bisa melewati semua itu. Terima kasih khusus kepada keluarga buat segala dukungannya. Walaupun saya belum menjadi apa-apa, tapi saya percaya akan membuat kalian bangga. Terutama Papa dan Mama yang saya yakin tidak berhenti berdoa untuk anaknya. Terima kasih juga buat om di Depok dan Uning atas dukungan dan doanya. Insya Allah saya menepati janji untuk main di Eropa.

Saya sangat menyesal gagal memikat dan menembus tim salah satu negara raksasa sepakbola tersebut [Vitesse Arnhem dan Heerenveen junior di Belanda]. Tapi kalau harus terlena dengan penyesalan, saya takkan maju. Mungkin memang saya masih kurang ilmu dan harus lebih banyak belajar agar bisa bermain di kancah internasional.

Dan, yang pasti saya tak sabar ingin segera kembali ke Uruguay...

Terima kasih dan sampai jumpa lagi di edisi berikutnya.

Salam,

*Syamsir Alam