Waarschuwing!!!

Blog ini tidak diperuntukkan kepada:

1. Yang tidak/belum bisa membaca

2. Yang tidak suka sama isinya atau backgroundnya

3. Yang tidak memiliki nyali untuk membuka blog ini



Jika Anda ingin membaca blog ini, persiapkan mental Anda, serta harus kuat rohani dan jasmani.

Friday, May 31, 2013

Selamat Jalan, Kawan

27 Mei 2013

Hari Senin, yang berarti harus menjalani aktivitas seperti biasa. Hari yang cukup banyak, bahkan banyak sekali dibenci oleh orang-orang. Karena memiliki arti liburan harus berakhir.

Begitu juga aku, begitu juga kami, begitu juga kita, yang harus terpaksa menerima kenyataan. Lebih pahit daripada rentetan laporan, tugas, bahkan jadwal kuliah dan praktek yang selalu ada.

Ini lebih menyakitkan dari semua ini.

Kehilangan seorang teman, sahabat, bahkan keluarga.

Ketika di Senin pagi gw yang mager banget mau ngapa-ngapain, termasuk kuliah, akhirnya terpaksa mandi karena harus tetep kuliah jam setengah 8. Dan selesai mandi dan balik ke kamar, gw pun melihat ke jendela.

Aneh, gak biasanya pagi di hari Senin awannya mendung. Yah pikiran gw cuma, "Pasti bentar lagi hujan."

Setelah siap-siap, gw pun kunci pintu kamar kos, ngambil sepatu, dan keluar kosan menuju kampus FPIK tercinta. Seperti biasa, Senin, jam setengah 8, Fisika Matematika di Gedung E ruang E 304. Gw pun berjalan menuju kampus ditemani langit yang mendung.

Then, suddenly, I feel weird. Wae? Karena temen-temen gw yang Ose tiba-tiba ngumpul di bunderan FPIK, tepatnya diantara gedung E, A, sama akademik. Bunderan utama lah intinya.

Yang bikin gw aneh adalah:

  1. Mereka (anak Ose) yang kumpul di bunderan. Padahal biasanya sebelum kita masuk kuliah kebiasaan kita itu ngumpul di samping gedung E.
  2. Langit semakin mendung.
  3. Hening. Hampir semua temen-temen gw diam.
Dan ketiga keanehan itulah yang membuat gw pun penasaran. Lalu gw pun bertanya sama seorang temen gw dengan nada pelan, "Ada apaan?"

Dia pun ngasih isyarat ke gw buat mendekat. Dan dia ngomong satu kalimat yang awalnya gak bisa gw denger jelas.

"....."

"Apa?" tanya gw.

".... meninggal."

"Siapa yang meninggal?"

"...no."

"Apa?"

"Zeno."

"Meninggal? Zeno?"

Temen gw, Ina, hanya mengangguk.

Sesaat gw cengo. Cengo. Kesambet apa gw semalem. Apa gw ini mimpi? Mana mungkin!?

So, reaksi sesaat gw adalah antara percaya gak percaya dan gw masih ketawa.

Karena gw masih yakin kalo itu gak mungkin.

Dan gw pun tanya lagi kenapa bisa meninggal. Temen gw pun jawab, "Kecelakaan. Di Patung Kuda."

Gw masih setengah gak percaya.

Dan setelah dapat persetujuan dosen, kita pergi ke RS Kariadi, satu angkatan, dosen, dekan, dan kakak senior.

Dan ketidak percayaan gw pun semakin menghilang saat berjalan menuju kamar jenazah. Disitulah, kegamangan muncul.

Antara siap dan nggak, antara percaya dan tidak.

Saat masuk, semua. Temen-temen seangkatan, senior-senior, dosen, orang tuanya, keluarganya, bahkan dekan pun ada di dalam.

Gw pun semakin yakin setelah melihat jenazahnya. Makin yakin kalo dia udah gak ada.

Hujan deras pun mengiringi suasana duka kami.

Hmm, kalo gw boleh inget soal lo ya...

Dimulai dari PMB, lo yang bikin acara PMB jadi seru. Segela celetukan lo yang bikin orang-orang ketawa. Entah itu karena emang lucu atau karena muka lo yang terlalu mendukung buat jadi lucu. Terus sekelompok sama gw, Muti, Randhy, Ade, Bayu, sama Aji di kelompok D3 yang bener-bener jadi kelompok heboh yang penuh tawa bersama Kak Adyan yang jadi observator. Dan salah satu yang bikin lagu IJO alias Ikatan Jomblo Ose. Oh ya, lo terus-terusan banggain daerah asal lo, Wates.

Dan yang gw inget lagi yah biar muka lo itu paling gelap diantara yang lain *eh, kelakuan lo tuh gak segelap muka lo haha. Orang yang baik. Bisa membangkitkan mood semua orang.

Yang gw inget lagi pas lo jadi peserta stand up comedy di acara POR akhir tahun kemaren. Dengan komuk lo yang emang udah bikin ngakak lo cerita tentang reaksi lo sama Putra yang mendadak dibangunin tengah malem waktu pakem. Aduh masih inget itu pas lo ceritain reaksinya.

Dan shift malem. Ya, shift malam pas hari Minggu kemaren. Beberapa jam sebelum lo dicabut nyawanya sama Tuhan. Gw masih ketemu sama lo. Lo pergi pas udah kick-off final Liga Champion sama Otto, AB, dan yang lain. Itu yang terakhir kalinya.

Dan sekarang gw gak pernah liat lo lagi disini.

Kematian selalu ada. Kematian dihadapi oleh semua orang. Hanya saja kita gak tahu kapan, dimana, dan bagaimana.

Selamat jalan, kawan.

R.I.P. Zeno Aji Surayasa
3 Juli 1994 - 27 Mei 2013


No comments:

Post a Comment