Waarschuwing!!!

Blog ini tidak diperuntukkan kepada:

1. Yang tidak/belum bisa membaca

2. Yang tidak suka sama isinya atau backgroundnya

3. Yang tidak memiliki nyali untuk membuka blog ini



Jika Anda ingin membaca blog ini, persiapkan mental Anda, serta harus kuat rohani dan jasmani.

Sunday, September 15, 2019

The Runaway Jury--Ketika Harus Menjadi Juri Sidang Perusahaan Besar

Halo, kembali lagi ke blog saya, yang gue prediksi sih pembacanya semakin berkurang karena yah, tahu sendiri jaman sekarang: orang lebih suka buka Twitter atau Instagram buat posting kegiatan pribadi atau stalking kegiatan orang.

Kali ini saatnya untuk review sebuah buku, topik yang udah lama banget gak gue post disini. Sebenernya sih--asli--banyak banget buku yang udah gue baca sejak terakhir review (yah emang aslinya hobi baca buku sih). Cuma saking banyaknya buku yang udah gue baca jadi lupa terus mau review.




Buku yang bakal gue review kali ini berjudul "The Runaway Jury" karya John Grisham. Buat para penggila novel tema hukum, nama John Grisham sendiri pasti udah gak asing buat kalian karena Grisham sendiri emang dasarnya politikus. Novel ini juga bukan novel baru, malah bisa dibilang gue telat banget baru tahu novel ini, karena novel ini rilis tahun 1996 (diterbitkan di Indonesia pada tahun yang sama, malah ampe cetak 2 kali saat itu).


Ini adalah novel tentang hukum pertama yang gue baca. Awalnya tertarik karena, kebetulan gue saat ini menjadi seorang relawan yang tugasnya gelar buku di taman deket rumah gue. Nah bukunya sendiri itu sumbernya dari perpustakaan yang gak jauh juga dari rumah gue (cuma beda RW). Pas gue ke perpus, liat tuh ada novel baru yang datang dan itu karyanya John Grisham. Langsung aja pinjem hehehe...

Kesan awal dulu nih ya sebelum gue nyampein sinopsisnya. Buat yang awam banget soal hukum, terutama tata cara sidang peradilan perdata, ada baiknya googling dulu deh. Gue yang buta hukum juga ngelakuin itu karena saking bingungnya. Buat buku ini, kalian juga minimal googling dulu sistem peradilan di Amerika Serikat sana. Karena beda sama di Indonesia. Bedanya itu ada di judul buku ini. Jury, atau dalam Bahasa Indonesianya: juri. Nah siapa itu juri?

Juri sendiri artinya dewan untuk menilai atau menghakimi sesuatu atau seseorang. Di Indonesia, gak ada juri di pengadilan. Kalau disini, putusan suatu perkara langsung ditentukan sama hakim. Beda sama di Amerika, kalau putusan siapa yang bersalah dan tidak itu tugasnya si juri, sedangkan untuk hukuman baru diputuskan sama hakim. Jadi intinya, si hakim ini minta bantuan juga dari si juri buat nentuin siapa yang salah berdasarkan barang bukti yang ada. Jurinya juga megang barang bukti kok (yang udah diamanin polisi pastinya).

Oke, kita meluncur ke sinopsis.

Biloxi, sebuah kota di negara bagian Mississipi. Di tempat ini berlangsunglah sidang perdata antara sang penggugat, Celeste Wood melawan sang tergugat, 4 pabrik rokok besar: Pynex, Trellco, Smith Greer dan ConPack. Celeste Wood sendiri menggugat 4 pabrik rokok tersebut karena suaminya, Jacob Wood, yang meninggal karena kanker paru-paru yang disebabkan karena merokok selama 30 tahun lebih. Sang istri pun menuntut tanggung jawab berupa ganti rugi atas meninggalnya sang suami.

Pengacara masing-masing pihak pun saling bertanding untuk memenangkan sidang. Wendall Rohr dari pihak penggugat dan Durwood Cable dari pihak tergugat. Dari gaya bicara sendiri, mereka berdua punya karakter yang beda, tetapi sama-sama kuat. Rohr yang mengandalkan emosi dan Cable yang berdasarkan fakta. Di sisi lain, ada konsultan hukum dari pihak tergugat yang emang udah jadi langganan 4 perusahaan rokok tersebut tiap ada sidang gugatan terhadap mereka: Rankin Fitch.

Yang jadi fokus tentu bukan mereka, tetapi para juri. Ada 12 juri untuk sidang ini:

  1. Herman Grimes, yang tuna netra tapi bijak. Sehingga dia diangkat jadi ketua juri.
  2. Stella Hulic yang kaya dan perokok.
  3. Nicholas Easter. Si pegawai reparasi komputer yang pernah kuliah hukum. Kadang-kadang ngerokok.
  4. Millie Dupree, istri seorang pemilik agen rumah kecil Dupree Realty yang hidup bahagia bersama suami dan 4 anaknya. Bukan perokok dan orang yang paling lurus lah.
  5. Jerry Fernandez, si perokok berat dan tukang judi, pernikahan sama istrinya di ambang perceraian.
  6. Frank Herrera, pensiunan tentara. Perokok. Temperamen tinggi.
  7. Loreen Duke
  8. Sylvia Taylor-Tatum
  9. Lonnie Shaver. Manager sebuah supermarket besar. Gak pernah ngerokok karena menurut dia gak ada gunanya ngerokok.
  10. Gladys Card
  11. Rikki Coleman
  12. Angel Weese
Lalu ada juri cadangan juga (yang dibutuhkan sebagai pengganti para juri yang mundur atau dikeluarkan):
  1. Phillip Savelle
  2. Henry Vu
  3. Shine Royce
Dan sang hakim bernama Harkin, tugasnya, tentu saja, memimpin sidang dan memberi putusan hukuman. Disini peraturan untuk para juri yaitu dilarang membicarakan perihal sidang di luar pengadilan, baik antar juri maupun ke orang lain. Selain itu, selama mereka jadi juri, ya bersedia buat ninggalin semua tanggung jawab mereka aslinya, alias ninggalin kerjaan mereka.

Sidang pun bersanglung kurang lebih sebulan. Masing-masing pihak mendatangkan saksi dan tim ahli untuk meyakinkan juri siapa yang bersalah. Masalahnya, juri di Amerika itu gak ada standar untuk menguasai hukum atau undang-undang, dan dai novel ini yang tahu masalah hukum cuma Nicholas Easter aja. Jadilah selama sidang mereka semua minta pendapat sama Nicholas yang pernah kuliah hukum.

Namanya kasus perdata besar karena ngelibatin perusahaan rokok yang kaya raya, tentu saja konfliknya macam-macam. Karena juri sangat menentukan sebuah putusan, berbagai cara pun dipakai buat mengajak masing-masing juri supaya mau ikut pihak tergugat atau penggugat. Nah disini sih puncak serunya. Ditambah lagi seorang perempuan yang mengaku bernama Marlee yang setiap saat mengganggu kehidupan Rankin Fitch dan selalu membicarakan tentang sidang, dan anehnya, cewek itu selalu benar. Lalu beberapa juri mengundurkan diri atau dikeluarkan karena suatu sebab sehingga semua juri cadangan pun dipakai sebagai juri tetap. Ditambah siapa sebenarnya Nicholas Easter?

Yah, gue sih gak mungkin ceritain dari awal sampe akhir ya bukunya. Mending Anda baca saja sendiri. Kalo dari gue sih, John Grisham ini--yang punya basic hukum--mantep banget deh. Setiap cerita pun detil banget sehingga gue yang gak ngeh persidangan jadi kebayang sedikit demi sedikit. Terus ceritanya sendiri pun bikin gue serasa menjadi penonton di cerita ini. Ditambah lagi plot twist nya yang cukup bikin nganga, karena tiap bab nya lo bakal dibikin berubah pikiran terus tentang siapa yang menang persidangan, juri mana yang ikut penggugat dan juri mana yang ikut tergugat. Sebagian--gak semua ya--hasilnya tak terduga.

Dari gue, buku ini rekomendasi banget deh buat dibaca. Apalagi buat yang suka sama tema hukum.

The Runaway Jury sendiri juga udah rilis filmnya tahun 2003 (lama bet yak), cuma gue belom sempet nonton filmnya.


Kalo bukunya sendiri gak tahu dijual lagi di toko buku atau nggak karena buku lama. Cuma mending cari di toko buku bekas atau minjem di perpustakaan sih. Kalau Amazon masih jual, tapi Bahasa Inggris :p

Sekian review buku dari saya.

No comments:

Post a Comment