Waarschuwing!!!

Blog ini tidak diperuntukkan kepada:

1. Yang tidak/belum bisa membaca

2. Yang tidak suka sama isinya atau backgroundnya

3. Yang tidak memiliki nyali untuk membuka blog ini



Jika Anda ingin membaca blog ini, persiapkan mental Anda, serta harus kuat rohani dan jasmani.

Friday, February 18, 2011

Les Miserables

Halo world! Welcome to my blog again. Now I want to post about something.

Udah lama gw gak review buku lagi. Jadi sekarang saatnya untuk mereviw buku!

Yak kali ini buku yang mau gw bahas adalah buku yang sebenernya udah lama banget terbitnya. Mau tahu tahun berapa terbitnya? 1862! Kurang lama kan?

Kalo penulisnya siapa, mungkin kalian—yang seneng banget saa dunia sastra atau seneng ngorek-ngorek sejarah Prancis bakal kenal siapa dia. Yak! Victor Hugo. Novelis yang terkenal dengan novelnya yang berjudul The Hunchback of Notre Dame yang rilis tahun 1831 (gw belum pernah baca nih buku, lagi pengen nyari).

Tapi yang pengen gw bahas bukan yang Notre Dame ini. Tapi novelnya yang lain. Karyanya yang paling panjang dan tebal. Sampai sekarang, novel ini dijadiin pertunjukkan drama musikal yang udah keliling dunia.

Mau tahu apa judulnya?

Les Misérables—kalo Bahasa Indonesianya artinya “para jembel”. Di Indonesia novel ini dirilis pada tahun 2008 oleh Bentang (ebuset jauh bener yak jarak waktunya!). gw nyari di toko buku aja gak ketemu-ketemu. Ketemu juga boleh minjem di Perpustakaan DKI yang ada di Kuningan.



Oke, let me tell you about the story of this book.

Di buku ini ada 5 bagian cerita. Kita mulai dari yang pertama.

Fantine.
Di bagian ini—awal dari buku ini, ada seorang narapidana yang kabur dari tahanan kapal bernama Jean Valjean. Dia dipenjara seumur hidup karena nyolong roti di sebuah toko kue. Pas dia kabur, jadilah dia buronan polisi Prancis. Nah dia ini kaburnya pas banget di sebuah gereja yang ditinggali seorang uskup dan juga biara. Uskupnya ini terkenal baik banget di lingkungannya, dia juga seorang dermawan.
Nah, si Jean Valjean ini nginep di gereja atau biara itu. Uskupnya tahu kalo dia buronan, tapi dia abain aja walaupun sang biarawati ngingetin dia.
Malamnya, Jean Valjean kabur dari biara itu dan dia mencuri piring dan gelas emas. Yap, dia kembali menjadi buronan. Pas lagi di perjalanan, dia ketemu anak kecil. Nah duitnya si anak kecil jatoh, dan gak sengaja diinjek sepatunya Jean Valjean. Si anak kecil minta duitnya diambil dari sepatunya, tapi Jean malah marah-marah dan ngusir si anak itu. Dan pas dia ngangkat kakinya, hwalah ternyata emang ada koin. Dan disitulah dia merasa bener-bener bersalah dan menyesal.
Nah, si Jean Valjean bertahun-tahun kemudian menjadi walikota M’Sur M dengan nama yang lain. Lalu ada si pengemis Fantine yang anaknya dititipkan keluarga Thernandier. Lalu Fantine bekerja, Thernandier malah nyiksa anaknya tapi Fantine gak tau dan dia terus ngirim duit ke mereka (soalnya Fantine kerjanya di tempat yang berbeda dan dia nitip anaknya sepenuhnya ke mereka). Dan seterusnya dan seterusnya...

Bagian kedua Cossete, lalu diteruskan dengan Marius, Kisah Cinta di St. Dennis, dan yang terakhir Jean Valjean.

Wah, jujur, kalo gw nyeritain semua ceritanya, CAPEK BANGET!!! Soalnya ceritanya bener-bener panjang dang w agak lupa sama ceritanya (udah sebulan yang lalu gw baca buku ini, dan 2 bulan lebih gw nyelesain nih buku soalnya gak sempet buat baca dan bahasanya tinggi banget). So, gw gak bisa nyeritain disini.

Tapi buku ini bener-bener ngena banget sama kehidupan kita lho. Walaupun settingnya tahun 1800-an tapi ada juga yang kehidupannya kayak yang ada di buku.

Kalo, penasaran, mending baca deh.

No comments:

Post a Comment