Waarschuwing!!!

Blog ini tidak diperuntukkan kepada:

1. Yang tidak/belum bisa membaca

2. Yang tidak suka sama isinya atau backgroundnya

3. Yang tidak memiliki nyali untuk membuka blog ini



Jika Anda ingin membaca blog ini, persiapkan mental Anda, serta harus kuat rohani dan jasmani.

Sunday, February 21, 2010

What I'm Thinkin' Now

Beberapa hari terakhir ini ayah saya sedang terbaring di rumah sakit karena menderita tifus. Hal ini membuat kami bertiga, adik, ibu, serta saya merasa kerepotan karena ibu yang harus menunggu ayah di rumah sakit bolak-balik ke rumah. Saya yang harus menjaga rumah, menggunakan kendaraan umum jika pergi ke suatu tempat, tidak bisa ke perpustakaan daerah bersama adik setiap akhir minggu, dsb. Adik yang harus belajar sendiri tanpa didampingi ayah yang saat ini sedang terbaring lemah di rumah sakit, padahal adik saya saat ini sedang menghadapi berbagai macam Try Out UN SD.

Sedih? Ya! Repot? Ya! Sepi? Ya! Saya merasa sendirian. Seseorang yang dijadikan tempat untuk melampiaskan emosi karena dimarahi ibu atau diejek teman, bercerita sepakbola zaman 80-an dan 90-an, dimana ayah selalu menceritakan kehebatan Marco van Basten saat menjadi pemain, yang selalu bercerita lucu, yang bersekongkol untuk memberontak, teman begadang, yang menemani saya dan adik ke perpustakaan, dsb.

Ya, setidaknya itulah tidak enaknya ditinggal ayah yang sedang sakit.

Tapi, saya merasa beruntung karena ayah saya sakit.
Mengapa?
Karena ayah sakit, saya dituntut untuk lebih mandiri dari biasanya.
Dan beruntungnya lagi, ayah saya masih hidup.

Setahun yang lalu, saat saya masih duduk di kelas 9 atau kelas 3 SMP, ayah dari seorang salah satu teman baik saya meninggal dunia karena menderita penyakit liver, penyakit yang tidak memiliki obat penyembuhnya. Padahal, ayah teman saya itu hanya terpaut 5 tahun lebih tua dari saya, belum ada 50 tahun umurnya saat beliau meninggal. Saya melihat betapa sedihnya teman saya, ibunya, dan adiknya, serta keluarganya saat saya dan beberapa teman saya melawat ke rumahnya.

Lalu, sore tadi, saya mendapat kabar duka bahwa ayah dari salah satu teman baik saya juga, meninggal karena menderita komplikasi ginjal. Sungguh, saya kaget sekali saat mendengar kabar itu. Memang umur ayahnya jauh lebih tua dari ayah saya. Tetapi, teman saya itu, yang menurut saya hidupnya jarang mengalami kesedihan, harus mengalami kesedihan yang tragis dan belum pernah saya alami.

Yah, itulah, Tuhan Maha Adil. Semua sama semua rata. Tidak ada sesuatu yang abadi kecuali Tuhan. Tidak ada makhluk immortal.

Bersyukurlah saya ayah saya baru mengalami sakit dan insya Allah berpeluang besar untuk sembuh. Kalau saya adalah salah satu diantara mereka berdua? Saya pasti merasa seperempat nyawa saya telah hilang. Alhamdulillah saya belum mengalaminya hingga saat ini. Get well soon, father.

No comments:

Post a Comment