Waarschuwing!!!

Blog ini tidak diperuntukkan kepada:

1. Yang tidak/belum bisa membaca

2. Yang tidak suka sama isinya atau backgroundnya

3. Yang tidak memiliki nyali untuk membuka blog ini



Jika Anda ingin membaca blog ini, persiapkan mental Anda, serta harus kuat rohani dan jasmani.

Saturday, May 15, 2010

FROM URUGUAY WITH LOVE: Cerita Syamsir Alam - Pelatih Kami Luar Biasa!

Pada edisi keempat Cerita Syamsir Alam, striker timnas S.A.D. Indonesia U-17 itu membahas tentang pelatihnya asal Uruguay, Cesar Payovich Perez.
2 Feb 2009 16:28:33

Dear Pembaca GOAL.com Indonesia,

Alhamdulillah, tim sudah mendarat di Montevideo dengan selamat sepuluh hari lalu. Kami seperti datang atau kembali ke rumah sendiri. Tidak banyak kesulitan berarti. Mungkin karena kami sudah terbiasa sejak tahun lalu dan kami juga sudah tahu apa yang harus kami lakukan. Para pemain baru pun begitu. Mereka tidak terlalu bingung mungkin karena mereka dapat berbaur dengan anak lama.

Begitu datang, kami istirahat dulu selama dua hari. Maklum, untuk
memulihkan kondisi badan karena jet lag. Tujuh pemain baru yang ikut juga cepat beradaptasi dengan lingkungan setempat. Anak-anak pun langsung digembleng banyak porsi latihan fisik. Pekan ini kami konsentrasi ke latihan taktik, mungkin Sabtu depan kami mengikuti tes kebugaran fisik.

Ngomong-ngomong soal latihan, tentu pembaca sudah mengenal nama Cesar Payovich Perez kan? Dia pelatih tim sejak setahun lalu dan sudah seperti ayah kami sendiri. Dia juga bisa menjadi figur kakak atau teman bagi pemain. Dia orang yang sangat luar biasa menurut saya. Cesar biasanya menasihati saya agar selalu bisa mengendalikan emosi. Belakangan sudah mulai bicara tentang emosi, karena saya mulai menguranginya.

Cesar Payovich Perez & Syamsir Alam - S.A.D. Indonesia U-17


Kelebihan Cesar adalah pendekatan personal yang dilakukan ke setiap pemain. Cesar juga tipe pelatih yang rela melakukan apapun, sekalipun nyawanya, demi tim yang sedang dia pimpin. Kadang tak mudah bagi Cesar mendampingi tim ini. Tak jarang kami dicurangi wasit, mungkin karena dianggap tim asing jadi ada sentimen nasionalisme antara wasit dan tim lawan. Cesar bisa meminggirkan rasa nasionalismenya dan membela tim kalau mendapat perlakuan tidak adil.

Kalau saya lihat, Cesar seperti tidak punya kegiatan selain sepakbola. Saya lihat dia hanya berpikir tentang bagaimana tim yang dilatihnya bisa meraih sukses dan bermain bagus di lapangan. Karena itu saya menganggapnya luar biasa.

S.A.D. Indonesia U-17


Latihan dengan Cesar tidak harus di lapangan, kami bisa melakukannya di dalam ruangan atau bahkan di tempat makan sekalipun. Sama seperti pelatih lain, Cesar akan sangat marah jika melihat pemain tidak konsentrasi dan bermain-main dalam sesi latihan.

Tapi, para pemain umumnya menghormati Cesar. Saat pulang akhir tahun kemarin, misalnya, Cesar ikut ke Indonesia untuk berkeliling ke beberapa tempat demi mencari pemain-pemain baru yang bisa dikembangkan di Montevideo. Waktu itu saya dan teman-teman ingin menunjukkan kemampuan tim kepada masyarakat Indonesia. Mungkin bisa dilakukan sebelum Piala AFF, Desember kemarin. Tapi, Cesar hanya mengizinkannya jika kami melawan tim kelas satu Asia, seperti Jepang, Australia, atau Korea Selatan, bukan Singapura, Kamboja, atau Vietnam -- apalagi tim-tim lokal. Sayang, tidak ada agenda ujicoba. Paling tidak itu menggambarkan keseriusan Cesar dan juga kami, para pemain, tentang apa
yang sedang kami lakukan memasuki tahun kedua ini di Uruguay.

Sekian dulu kabar dari Montevideo. Begitu ada waktu, saya akan mengirim surat lagi buat pembaca GOAL.com Indonesia.

From Uruguay With Love,

- Syamsir Alam -

No comments:

Post a Comment